Jakarta (ANTARA News) - Menko Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) Widodo Adi Sutjipto menyatakan, sejumlah insiden yang terjadi di Papua tidak berpengaruh terhadap proses pemungutan suara.

"Tidak ada, semua berjalan aman," katanya, didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso, Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri, Mendagri Mardiyanto dan kepala BIN Syamsir Siregar, di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan, sejumlah insiden itu mengindikasikan adanya kelompok tertentu yang sengaja menggagalkan pelaksanaan Pemilu di Papua. Untuk mengantispasi gangguan keamanan dalam pelaksanaan Pemilu Mabes Polri telah menggelar Operasi Mantap Brata dan operasi cipta kondisi sebagai imbangan operasi Mantap Brata, khususnya di daerah-daerah rawan seperti Papua, Ambon dan Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).

Bahkan, lanjut Menko Polhukam, untuk mengantisipasi berbagai gangguan keamanan di Papua, Polri telah mengirimkan satu SSK Brimob Polda Sulawesi Tenggara ke Papua yang direncanakan tiba pada Kamis (9/4) siang.

Dalam dua hari terakhir terdapat beberapa insiden di Papua yakni pada Rabu (8/4) terjadi ledakan bom rakitan sekitar pukul 14 WIT yang diletakkan di bawah jembatan di perbatasan

Papua-PNG.

"Berdasarkan hasil penyisiran ternyata masih terdapat dua bom rakitan yang belum meledak," ungkap Widodo.

Masih pada hari yang sama pada pukul 20.30 Wit terjadi penganiayaan oleh orang-orang tak dikenal terhadap lima orang tukang ojek di Wamena. Akibat kejadian itu, tiga orang tewas dan dua kritis yang kini masih dirawat di RUSD setempat.

Insiden lainnya, terjadi pada Kamis (9/4) dini hari berupa penembakan pos-pos pengamanan di Pos Perbatasang Skaw Wutung RI-PNG. Namun, tidak ada korbn jiwa.

Pada hari yang sama sekitar pukul 01.30 terjadi Pos Polsek Abepura, oleh orang bersenjata panah yang mengakibatkan satu orang tewas. Selanjutnya pada pukul 03.15 waktu setempat terjadi pembakaran gedung rektorat Universitas Cenderawasih dan pembakaran bus-bus.

Widodo mengatakan, seluruh insiden tersebbut kini tengah diselidiki oleh pihak Polda setempat.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009