Rafah, Mesir (ANTARA News) - Pasukan keamanan Mesir, Jumat, menangkap 15 orang yang dituduh membantu membuat roket-roket rakitan yang akan diselundupkan ke Jalur Gaza yang dikuasai Hamas melalui terowongan perbatasan, kata beberapa sumber keamanan.

Menurut sumber-sumber itu seperti dilaporkan Reuters, pihak berwenang telah menyita selongsong luar 60 roket dari sebuah bengkel baja di kota Sheikh Zuwayed Sinai dekat lintasan perbatasan Rafah dengan Jalur Gaza yang ditutup.

Mereka yang ditangkap itu mencakup pemilik bengkel tersebut dan beberapa pekerja serta supir yang dituduh mengambil bagian dalam rencana untuk membuat bagian-bagian roket dan mengirimnya ke wilayah kantung pesisir Palestina tersebut.

Sumber-sumber itu tidak menjelaskan secara terinci orang dituju di Gaza untuk pengiriman bagian-bagian roket itu.

Militer Israel khawatir pejuang garis keras Hamas menggunakan terowongan-terowongan di bawah perbatasan Mesir-Gaza untuk penyelundupan barang guna mempersenjatai diri mereka lagi setelah ofensif militer Israel di Gaza awal tahun ini yang bertujuan menghentikan serangan roket Hamas ke wilayah selatan negara Yahudi itu.

Bagi 1,5 juta warga Gaza, terowongan-terowongan itu juga menjadi sumber utama barang, terutama bahan bakar, sejak Israel memperketat embargonya setelah Hamas menguasai Jalur Gaza hampir dua tahun lalu.

Aparat keamanan Mesir juga membatasi pergerakan melalui titik-titik penyeberangan perbatasannya itu dengan wilayah Palestina tersebut.

Mesir menengahi pembicaraan dalam upaya mengubah gencatan senjata yang dideklarasikan secara terpisah oleh Israel dan Hamas menjadi gencatan senjata yang bisa bertahan.

Meski kedua pihak telah mengumumkan gencatan senjata pada Januari yang mengakhiri ofensif besar-besaran di Gaza, kekerasan masih berlangsung secara sporadis antara Israel dan Palestina.

Lebih dari 120 roket ditembakkan dari jalur pesisir Palestina itu sejak gencatan senjata diberlakukan pada 18 Januari setelah ofensif tiga pekan Israel.

Pasukan Israel biasanya membalas penembakan roket Palestina dengan serangan-serangan udara terhadap terowongan-terowongan penyelundup di perbatasan Gaza-Mesir.

Pasukan Israel berulang kali membom daerah perbatasan Gaza dengan Mesir sejak mereka memulai ofensif pada 27 Desember, dalam upaya menghancurkan terowongan-terowongan penyelundup yang menghubungkan wilayah miskin Palestina itu dengan Mesir.

Angkatan udara Israel membom lebih dari 40 terowongan yang menghubungkan wilayah Jalur Gaza yang diblokade dengan gurun Sinai di Mesir pada saat ofensif itu dimulai.

Terowongan-terowongan yang melintasi perbatasan itu digunakan untuk menyelundupkan barang dan senjata ke wilayah Jalur Gaza yang terputus dari dunia luar karena blokade Israel sejak Hamas menguasainya tahun lalu.

Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari dan sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut diblokade oleh Israel.

Kekerasan Israel-Hamas meletus lagi setelah gencatan senjata enam bulan yang ditengahi Mesir berakhir pada 19 Desember.

Israel membalas penembakan roket pejuang Palestina ke negara Yahudi tersebut dengan melancarkan gempuran udara besar-besaran sejak 27 Desember dan serangan darat ke Gaza dalam perang tidak sebanding yang mendapat kecaman dan kutukan dari berbagai penjuru dunia.

Jumlah korban tewas Palestina mencapai sedikitnya 1.300, termasuk lebih dari 400 anak, dan 5.300 orang cedera di Gaza sejak Israel meluncurkan ofensif terhadap Hamas pada 27 Desember.

Di pihak Israel, hanya tiga warga sipil dan 10 prajurit tewas dalam pertempuran dan serangan roket.

Pasukan Israel meninggalkan Jalur Gaza setelah daerah pesisir itu hancur akibat ofensif 22 hari. Mereka menyelesaikan penarikan pasukan dari wilayah yang dikuasai Hamas itu pada 21 Januari. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009