Tokyo (ANTARA News) - Perdana Menteri Jepang Taro Aso kembali ke negaranya pada Minggu pagi dari Thailand setelah Pemerintah Thailand menangguhkan pertemuan puncak (KTT) Asia karena demonstrasi anti-pemerintah secara besar-besaran.

Perdana Menteri Jepang itu meninggalkan Thailand bersama dengan Menteri Luar Negeri Hirofumi Nkasone dan Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Toshihiro Nikai untuk menghindari kericuhan yang tengah terjadi di negara itu.

Sabtu pagi, Aso sempat mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri China Wen Jiabao dan juga Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak antara lain seputar peluncurnan roket Pyongyang baru-baru ini.

Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva Minggu berikrar akan melakukan tindakan hukum dalam empat hari mendatang terhadap para pelaku aksi protes yang memaksa dihentikannya konferensi tingkat tinggi (KTT) Asia.

"Saya berjanji dalam tempo tiga sampai empat hari mendatang akan melakukan tindakan hukum terhadap para pemrotes," kata perdana menteri dalam pidato yang disiarkan secara langsung di televisi nasional.

Abhisit mengatakan, ia telah bertemu dengan para pejabat militer guna membahas kegagalan pihak keamanan, setelah para demonstran menyerbu tempat pertemuan pemimpin regional sehari sebelumnya di Pattaya.

Ribuan pemrotes menyerbu hotel tempat KTT berlangsung, menghalangi para peserta memasuki tempat konferensi, dan memaksa mereka menunda KTT serta penyelamatan darurat para pemimpin mancanegara yang akan ikut ambil bagian dalam KTT.

Beberapa kepala negara, termasuk Perdana Menteri Australia Kevin Rudd menyatakan kekecewaannya atas peristiwa itu, padahal KTT akan membahas berbagai persoalan penting termasuk membahas akibat dan penanganan krisis keuangan global. Semua pemimpin yang hadir kembali ke negara masing-masing.

Penangguhan berbagai pertemuan termasuk KTT ke-12 antara ASEAN dan China, Jepang serta Korea Selatan, KTT Asia Timur ke-4 dan pertemuan antara China, Jepang dengan Korea Selatan.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009