Jakarta (ANTARA News) - Sikap penuh perhitungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan janji perubahan hati-hati yang ditawarkannya menjadi daya tarik tersendiri yang mendongkrak perolehan suara Partai Demokrat dalam Pemilu legislatif.

"Saat ini kepercayaan dan harapan masyarakat terhadap SBY masih sangat tinggi," kata pengamat politik UI, Andrinof Chaniago, di Jakarta, Minggu.

Menurut dia, masyarakat cenderung mengharapkan perubahan yang hati-hati dan penuh perhitungan bukan perubahan yang dilakukan dengan agresif dan progresif.

Ia mengatakan, masyarakat Indonesia saat ini terbentuk pada harapan terhadap kemajuan yang terkelola.

"Kesadaran cara berpikir mayarakat berada dalam bayangan Indonesia yang kompleks dengan berbagai permasalahan yang menuntut cara penyelesaian dengan sangat hati-hati," katanya.

Namun, masyarakat bukan tidak menginginkan perubahan tetapi mereka lebih menginginkan perubahan yang diperhitungkan dengan matang.

Selain itu, kondisi ideal yang diharapkan masyarakat adalah kombinasi kepemimpinan yang bijak dan progresif.

"Itu menunjukkan masyarakat merasakan berbagai kebutuhan sekaligus," katanya.

Oleh karena itu, pasangan duet SBY pada Pilpres mendatang diharapkan merupakan figur yang bersifat agresif dan progresif untuk melengkapi sifat SBY.

Menurut dia, cawapres yang akan disandingkan dengan SBY idealnya datang dari kalangan generasi muda yang agresif, energik, dan gesit.

"Susah penyaringannya karena saat ini kita mengalami kelangkaan calon dengan kriteria yang diharapkan," katanya.

Ia berpendapat, saat ini sulit untuk menemukan representasi yang utuh bagi cawapres yang akan mendampingi SBY dalam Pilpres mendatang.

Kemungkinan dilanjutkannya lagi duet SBY-JK, menurut Andrinof tetap ada meskipun nama Jusuf Kalla saat ini tidak lagi menempati prioritas teratas.

"Kemungkinan masih terbuka termasuk kemungkinan dengan calon yang lain seperti Hidayat Nur Wahid," katanya.

Langkanya tokoh muda yang pas untuk mendampingi SBY dapat diatasi dengan tetap memasang cawapres dari tokoh lama tetapi figur-figur berjiwa muda harus dipasang dalam kabinet untuk mengakomodir keinginan rakyat.

"Bisa disusun konsep memberikan peran kepada generasi muda yang progresif dan gesit dalam kabinetnya kelak," katanya.

Sampai saat ini telah ada sederet nama tokoh yang diperkirakan akan mendampingi SBY, di antaranya JK, Meutia Hatta, Sri Mulyani, dan Hidayat Nurwahid.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009