Kolombo (ANTARA News/AFP) - Seorang penembak gelap Macan Tamil pada Senin membunuh seorang prajurit Srilanka saat tentara melaksanakan gencatan senjata sepihak di bagian timurlaut pulau itu, tempat pemberontak terkepung, kata jurubicara tentara.

Kelompok bersenjata menembak tewas tentara di desa Puthukkudiriruppu, kata Udaya Nanayakkara, dengan menambahkan bahwa tentara lain luka akibat serangan bom mortir di daerah sama.

"Tapi, kami tidak membalas dan menahan tembakan kami," kata Nanayakkara.

Presiden Srilanka Mahinda Rajapakse memerintahkan penghentian dua hari gerakan tentara terhadap Macan Pembebasan Tamil Eelam (LTTE) bertepatan dengan Tahun Baru Sinhala dan Tamil mulai Senin.

Pasukan keamanan Srilanka memulai gencatan senjata dua hari pada Senin, sementara menyeru pemberontak Macan Tamil mengizinkan warga terperangkap meninggalkan daerah perang.

Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan sekitar 100.000 orang terkurung di daerah kecil di garis pantai di bagian timurlaut negeri itu, wilayah terahir dikuasai pemberontak, yang didesak dan mendekati kekalahan.

Pasukan menghentikan serangan atas perintah Rajapakse untuk merayakan Tahun Baru suku Sinhala dan Tamil, kata jurubicara tentara Udaya Nanayakakkara.

Ia menyatakan pasukan di garis depan tidak melaporkan ada warga di daerah dikuasai pemberontak sejak gencatan senjata itu dimulai.

Pemberontak Macan Tamil, yang dituduh menahan warga sebagai sandera, mengalami kekalahan di medan tempur dalam beberapa bulan belakangan, yang dapat mengahiri perjuangan bersenjata 37 tahun mereka untuk mendirikan negara merdeka bagi suku kecil Tamil.

Masyarakat Tamil mencapai sekitar 18 persen dari penduduk Srilanka, yang berjumlah 19,2 juta orang, terpusat di propinsi utara dan timur, yang dikuasai pemberontak tersebut.

Rajapakse memerintahkan gencatan senjata sepihak setelah desakan kuat dunia, termasuk imbauan berulang dari Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon menyambut penghentian pertempuran itu, tapi menyatakan itu tidak memenuhi harapannya.

Pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang mengunjungi beberapa kampung untuk warga lari dari pertempuran pada awal April, memperingatkan bahwa ribuan warga bisa tewas atau cedera karena gerakan tentara untuk mengahiri pemberontakan Macan Tamil.

Sekitar 2.800 warga tewas dalam waktu dua bulan pada awal tahun ini, kata data Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang dibantah pihak berwenang Srilanka.

Pemberontak menderita kekalahan besar pada pekan lalu, ketika setidak-tidaknya 550 gerilyawan tewas dalam empat hari pertempuran untuk mempertahankan sebuah desa, yang ahirnya jatuh ke tangan pasukan pemerintah, kata pejabat.

Warga Tamil di seluruh dunia melakukan unjukrasa, antara lain di dekat kediaman resmi Perdana Menteri Australia Kevin Rudd di Sydney pada Senin, setelah sekitar 100.000 warga Tamil berunjukrasa di London.

Di Norwegia, sekelompok suku Tamil menyerbu kedutaanbesar Srilanka di Oslo pada Minggu dan merusak jendela serta perabot di dalam gedung itu.

Menteri Luar Negeri Srilanka Palitha Kohona mengecam kegagalan Oslo melindungi gedung itu dan memperingatkan kedutaanbesar lain Srilanka meningkatkan keamanan.

Belum ada tanggapan dari Macan Tamil mengenai gencatan senjata itu, tapi laman pendukung pemberontak Tamilnet menyatakan pasukan menembaki daerah bukan perang pada Minggu dan menewaskan setidak-tidaknya 31 warga.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009