New York (ANTARA News) - Harga minyak mentah turun pada Selasa waktu setempat, setelah data menunjukkan penjualan ritel merosot di Amerika Serikat dan di tengah berlanjutnya kekhawatiran pasar tentang menyusutnya permintaan minyak global, kata para dealer.

AFP melaporkan, kontrak berjangka utama New York, minyak mentah jenis "light sweet" untuk pengiriman Mei, turun 64 sen dari penutupan Senin, menjadi 49,41 dolar AS per barel.

Di London, minyak mentah "Brent North Sea" untuk penyerahan Mei merosot 18 sen menjadi 51,96 dolar AS per barel.

Para pedagang mengatakan harga merosot setelah Departemen Perdagangan melaporkan sebuah penurunan penjualan ritel di AS pada Maret, memicu kekhawatiran bahwa ekonomi AS masih terjerumus dalam resesi dengan tidak jelasnya pemulihan dalam penglihatan.

Departemen mengatakan penjualan ritel jatuh setelah penyesuaian berkala 1,1 persen pada Maret, merupakan penurunan tajam dalam tujuh bulan, setelah naik dalam dua bulan sebelumnya, mengagetkan ekspektasi pasar naik 0,3 persen.

Ditambah lagi, pasar terus mencerna proyeksi Badan Energi Internasional (IEA) yang berbasis di Paris, yang dirilis Jumat, bahwa ekonomi global tahun ini akan mengalami kontraksi 1,4 persen, menggantikan ekspansi moderat sebelumnya.

IEA memangkas permintaan minyak global 2009 satu juta barel per hari menjadi 83,4 juta barel per hari, sekitar 2,4 juta bph lebih rendah daripada 2008 dan level terendah sejak 2004.

"Pasar masih merespon prospek permintaan yang sangat buruk dari Badan Energi Internasional," kata Bart Melek dari BMO Capital Markets.

"Di sana ada perwujudan yang keluar bahwa ekonomi global masih sangat lambat, itu akan memerlukan banyak waktu untuk memperbaiki situasi permintaan-pasokan," kata Melek. "Beberapa kenaikan minyak telah didorong oleh optimisme tentang ekonomi global."

Penguatan pasar saham di luar Amerika Serikat pada Selasa pagi, juga telah mendoring kenaikan harga minyak pada awal perdagangan.

Sebagian besar pasar saham menguat, didorong oleh meningkatnya laba raksasa perbankan AS, Goldman Sachs pada Senin, karena para dealer kembali ke meja mereka setelah libur panjang Paskah akhir pekan.

Akan tetapi, Wall Street dibuka melemah pada Selasa, setelah secara mengejutkan data penjualan ritel AS pada Maret jatuh, memicu kekhawatiran terhadap pemulihan dan belanja konsumen.

Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Selasa memproyeksikan, pelambatan ekonomi global akan mengurangi rata-rata harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) yang diperdagangkan di New York menjadi 53 dolar AS per barel tahun ini, dari 100 dolar pada 2008.

Kartel OPEC telah memangkas target produksinya 4,2 juta barel per hari sejak September menjadi 24,84 juta bph, level terendah sejak sesaat setelah invasi AS ke Irak pada 2003.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan menggelar pertemuan berikutnya pada 28 Mei.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009