Langkah antisipatif perlu dilakukan, agar harga pangan tetap terjaga dan masyarakat tidak panik
Jakarta (ANTARA) - Dosen pertanian dari Universitas Islam Riau Dr Ujang Paman Ismail mengatakan pemerintah perlu melakukan langkah antisipatif untuk mencegah kenaikan harga bahan pangan di tengah pandemi global COVID-19.

"Langkah antisipatif perlu dilakukan, agar harga pangan tetap terjaga dan masyarakat tidak panik serta tidak melakukan tindakan penimbunan," ujar Ujang dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Peneliti: Kebijakan pasar terbuka bisa tekan dampak COVID-19

Dia menyambut baik upaya gencar pemerintah melalui Kementerian Pertanian yang memantau langsung kondisi pangan ke lapangan, yang  menjadi nilai positif untuk mendata secara riil berapa banyak stok komoditas tersedia.

"Jadi, ini cara efektif bisa melihat langsung informasi soal stok pangan, apalagi ketika Indonesia sekarang sedang dilanda wabah COVID-19," kata dia lagi.

Ujang menjelaskan kepastian ketersediaan pangan tersebut akan mencegah masyarakat melakukan tindakan membeli secara berlebihan (panic buying).

"Peninjauan langsung ke lapangan menunjukkan hasil stok pangan cukup. Itu juga nanti dihitung penambahan dengan target hasil panen petani," terang dia.

Selain itu, Ujang menuturkan, pemantauan langsung ke lapangan juga bisa meredam gejolak harga pangan yang berpotensi direcoki spekulan dan menindak pelakunya dengan bekerja sama dengan aparat keamanan.

Kementan sejak awal Maret 2019, secara rutin menggelar operasi pasar untuk mengetahui ketersediaan bahan pangan saat wabah COVID-19 mulai menyebar di Tanah Air.

Pemerintah juga telah menggandeng pelaku usaha agar menjamin pasokan bahan pangan tetap tersedia untuk masyarakat dengan harga terjangkau.

Baca juga: FAO sebut "panic buying", karantina wilayah bisa picu inflasi pangan
Baca juga: Kementan gandeng produsen pangan jagan ketersediaan pasokan

Pewarta: Indriani
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020