Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPP Partai Golkar Marzuki Darusman mengatakan, partainya telah menyiapkan lima nama sebagai calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi calon presiden dari Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Jusuf Kalla (JK), Akbar Tandjung, Surya Paloh, Agung Laksono dan Sultan Hamengku Buwono X adalah kelima calon yang akan kami tawarkan pada SBY jika koalisi telah disepakati pada Rapimnas 23 April mendatang, dan diharapkan ini dapat diterima baik oleh SBY," kata usai jumpa pers di Jakarta, Kamis.

Marzuki mengatakan, kelima calon tersebut lahir dikarenakan kebutuhan internal partai, adanya perubahan yang mendasar dalam dinamika politik terjadi setelah pemilu, sehingga JK tidak lagi berada di posisi utama sebagai representasi Partai Golkar.

"Turunya suara Golkar yang drastis merupakan salah satu penyebabnya, serta dari JK sendiri kita tidak memperoleh isyarat defenitif bahwa SBY setuju dengan penetapan cawapres, JK hanya menekankan pada jajaran Golkar bahwa tercapai dua kesepakatan, yakni kerjasama di parlemen dan kabinet," katanya.

Menurut dia, faktor lain yan berkembang dalam internal partai adalah partai menanggapi secara positif dari pemikiran SBY bahwa sebaiknya anggota kabinet bukan pimpinan tertinggi dari satu kekuatan politik.

"Bisa dikatakan bahwa hal tersebut merupakan faktor baru yang memperkaya pemikiran di kalangan Golkar dengan menanggapi secara positif dan konstruktif, sehingga Golkar tidak ingin memberi beban pada SBY dengan hanya menyodorkan calon tunggal," paparnya.

Selain itu, ia juga menjelaskan, kemunculan nama Akbar Tadjung sebagai calon pendamping SBY bukanlah menjadi persoalan dalam internal partai, persoalan tunggal yang ada di internal partai saat ini adalah pro-kontra terhadap JK.

"Resistensi terhadap Akbar Tandjung hanyalah di DPP Golkar, sementara di daerah Akbar Tandjung memiliki dukungan yang luas," imbuhnya

Ia menambahkan, hal inilah yang selama ini berusaha ditutup oleh DPP. Oleh karena itu, ia pada kesempatan ini ia berusaha mengungkap kebenaran tersebut.

"Dengan demikian kita berlaku adil kepada Partai Demokrat dan juga SBY untuk dapat menerima apa adanya terhadap kondisi Golkar saat ini," tambahnya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009