Kopenhagen (ANTARA News/AFP) - Dua ledakan bom pinggir jalan mencederai empat prajurit Denmark di provinsi Helmand, Afghanistan selatan, kata Komando Operasional Militer Denmark (HOK) dalam sebuah pernyataan Minggu.

Satu prajurit terluka serius ketika ledakan bom menyerang kendaraan militer yang membawanya di dekat kamp pasukan Denmark Armadillo, kata pernyataan itu.

Tiga prajurit lain yang berusaha menolongnya juga cedera terkena ledakan bom kedua. Seluruh keempat prajurit itu diangkut dengan helikopter ke rumah sakit militer Camp Bastion.

Prajurit pertama berada dalam kondisi stabil namun kritis, sementara korban-korban cedera lain diyakini dalam keadaan yang tidak berbahaya.

Denmark saat ini menempatkan sekitar 700 prajurit di Afghanistan, sebagian besar berada di provinsi Helmand di bawah komando Inggris.

Sebanyak 21 prajurit Denmark tewas di Afghanistan sejak pemerintah menempatkan pasukan di negara itu sebagai bagian dari Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO pada 2001.

Jumat lalu, seorang prajurit intelijen Norwegia tewas dalam ledakan bom pinggir jalan di Afghanistan.

Ledakan itu terjadi di sebelah barat Mazar-I-Sharif di Afghanistan utara, kata militer Norwergia dalam sebuah pernyataan.

Norwegia menempatkan sekitar 500 prajurit yang menjadi bagian dari ISAF di Afghanistan.

Prajurit itu adalah personel militer keempat Norwegia yang tewas di Afghanistan sejak misi itu dimulai.

Sekitar 70.000 prajurit asing di bawah komando NATO dan AS berada di Afghanistan sejak akhir 2001 untuk membantu pemerintah Presiden Hamid Karzai memerangi Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda sekutu mereka.

Pemerintah baru AS berencana mengirim 17.000 prajurit tambahan tahun ini untuk menstabilkan Afghanistan, yang dikhawatirkan sejumlah politikus dan analis Barat akan tergelincir ke dalam anarki.

Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, yang bertanggung jawab atas serangan-serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.

Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom-bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut.

Dalam salah satu serangan paling berani, gerilyawan tersebut menggunakan penyerang-penyerang bom bunuh diri untuk menjebol penjara Kandahar pada pertengahan Juni, membuat lebih dari 1.000 tahanan yang separuh diantaranya militan berhasil kabur.

Semakin banyaknya prajurit asing yang tewas membuat sejumlah negara Barat enggan mengirim pasukan mereka ke daerah-daerah dimana kelompok dukungan Al-Qaeda itu beroperasi paling aktif.

Jumlah prajurit internasional yang tewas di Afghanistan tahun ini mencapai lebih dari 80, sebagian besar akibat serangan-serangan gerilya, menurut situs berita icasualties.org yang mencatat korban-korban di Afghanistan dan Irak.

Lebih dari 295 prajurit internasional tewas di Afghanistan tahun lalu dan tahun sebelumnya 230.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009