Jakarta (ANTARA News) - Direktur Mikro dan Retail Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin menyatakan suku bunga � bank cenderung turun, meski kredit bermasalah (NPL) berpotensi meningkat.

Menurut Budi Gunadi di Jakarta, Selasa, bank-bank kemungkinan menurunkan suku bunga, baik untuk tabungan, deposito, maupun giro, karena jika tidak justru dapat mengganggu kinerja perusahaan.

"Kalau terus tinggi bagaimana nantinya mereka mengelolanya. Kredit di rem, sementara bunga dana tinggi justru akan kesulitan," katanya.

Menurut dia, seiring turunya suku bunga acuan BI Rate yang agresif, perbakan akan menyesuaikan diri. Hal itu akan dimotori oleh bank-bank besar yang kelebihan likuiditas.� 
Dengan likuiditas berlebih, bank-bank besar tidak akan khawatir nasabahnya pindah tempat meski suku bunga mereka turun.

"Penurunannya tentu disesuaikan, tidak langsung begitu saja. Kita juga menghitung,bank besar seperti apa, "katanya.

Ia menambahkan, penurunan suku bunga dana memang biasanya diikuti adanya penarikan dana nasabah. Namun hal itu tidak akan banyak, seiring dengan kepercayaan nasabah terhadap bank-bank besar.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Mirza Adityaswara mengatakan, perbankan saat ini cenderung menurunkan suku bunganya meski belum seperti keadaan normal seiring dengan semakin membaiknya likuiditas.

Ia mengatakan, bila keadaan normal biasanya jarak antara suku bunga acuan dengan suku bunga perbankan sekitar 200 basis poin. Namun saat ini jarak tersebut melebar hingga 550 basis poin.

"Ini tandanya belum normal," katanya.

Namun demikian, menurut dia, perbankan Indonesia akan lebih baik dan telah melewati masa krisis. Ia mengatakan, masa krisis perbankan terutama pada September-Oktober 2008 atau kuartal IV 2008.

Kondisi membaiknya perbankan bisa dilihat dari mulainya bank menurunkan suku bunganya meski masih kecil. Di sisi lain, dana perbankan yang ditempatkan di sertifikat bank Indonesia (SBI) per 1 April telah mencapai Rp233 triliun.

"Itu artinya bank berhati-hati, di sisi lain juga menunjukan bahwa likuiditas bank telah membaik," katanya.

Ia menambahkan, membaiknya kondisi perbankan juga terlihat dari tiadanya dampak yang berarti karena likuidasi Bank IFI.� 
"Kalau itu dilakukan pada kuartal IV tahun lalu mungkin kepanikan akan terjadi, tapi saat ini tidak, berarti perbankan stabil, dan cukup kuat, sementara masyarakat juga percaya," katanya.

(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009