Serang (ANTARA News) - Letusan Gunung Anak Krakatau (GAK), di perairan Selat Sunda, mencapai 175 kali sehingga status masih waspada atau level III dan berbahaya bagi pengunjung jika mendekati kawasan tersebut.

Petugas Pemantauan Gunung Anak Krakatau, di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Jumono, Kamis, mengatakan, saat ini status Anak Krakatau waspada dan berbahaya bagi pengunjung karena masih aktif mengeluarkan kegempaan vulkanik serta letusan.

Berdasarkan data dari alat pemantauan menunjukkan aktivitas Gunung Anak Krakatau sepanjang Rabu (21/4) letusan sebanyak 175 kali, kegempaan vulkanik Dalam 23, tremor 87, dan hembusan mencapai 157 kali.

Oleh karena itu, pihaknya hingga saat ini pengunjung maupun nelayan tidak diperbolehkan untuk mendekati kawasan.

Pengunjung dan nelayan hanya direkomendasikan Pusat Vulkanologi dan Migitasi dan Bencana Geologi (PVMBG) Bandung, satu kilometer dari titik letusan Gunung Anak Krakatau.

"Bila kita mendekati kawasan dikhawatirkan terkena semburan bebatuan pijar yang diletuskan dari perut gunung," ujar Jumono.

Menurut dia, jika terkena bebatuan pijar dipastikan akan mengalami kematian karena suhunya mencapai ribuan derajat celcius.

Meskipun terjadi letusan Gunung Anak Krakatau, namun warga pesisir pantai Banten merasa tenang karena tidak menimbulkan letusan dahsyat disertai gelombang tsunami.

Sementara itu, pengelola obyek wisata Pasir Putih,Pantai Carita, Bayu, saat dihubungi, mengemukakan, pihaknya sudah lama mendengar letusan Gunung Anak Krakatau dan warga serta pengunjung tidak terpengaruh adanya isyu tsunami maupun letusan.

"Sampai saat ini kami merasa tenang dan tidak terpengaruh adanya letusan Gunung Anak Krakatau yang berjarak 42 kilometer dari pantai Carita itu," ujarnya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009