Kolombo, (ANTARA News) - Pasukan pemerintah Sri Lanka, Senin subuh, melancarkan serangan gencar terhadap pemberontak Macan Tamil, yang terkurung di daerah pantai timur laut pulau itu, kata laman Tamilnet.

Laman itu mengatakan tentara mengarahkan tembakan sengit dari semua sisi wilayah pantai sempit yang masih dikuasai pemberontak separatis dan tempat terdapat ribuan warga sipil juga terperangkap, seperti diwartakan AFP.

Serangan itu dilakukan beberapa jam setelah Kolombo menolak usul Macan Tamil bagi gencatan senjata, yang mengatakan pihaknya hampir mengalahkan secara total kelompok separatis itu.

Menurut Tamilnet, 160.000 warga sipil masih di wilayah yang dikuasai pemberontak. PBB menyebut jumlah mereka sekitar 50.000 orang, sementara pemerintah mengatakan 15.000-20.000 warga sipil masih ditahan sebagai "sandera" oleh pemberontak Macan Tamil.

"Jika serangan terus dilakukan maka lebih dari 10.000 orang akan menjadi korban, karena daerah itu berpenduduk padat dan tidak terlindung dari serangan bom dan peluru," kata satu kelompok kemanusiaan yang berafiliasi dengan pemberontak, Organisasi Rehabilitasi Tamil (TRO).

Kementerian Pertahanan tidak memberikan komentar mengenai berita itu, tetapi mengatakan pasukan darat menewaskan paling tidak 12 gerilyawan dan mencederai 27 orang lagi dalam pertempuran, Ahad.

Menteri Pertahanan Sri Lanka Gotabhaya Rajapakse, Minggu, menolak usul gencatan senjata yang diajukan pemberontak dan menganggapnya sebagai "lelucon".

"Apa gunanya gencatan senjata ketika mereka melarikan diri? Mereka harus terlebih dulu meletakkan senjata, menyerah dan membiarkan penduduk meninggalkan daerah itu," kata Rajapakse.

Laporan mengenai pertempuran baru itu datang saat Ketua Urusan Kemanusiaan PBB John Holmes direncanakan bertemu dengan Menlu Sri Lanka Rohitha Bogollagama, sebelum mengunjungi kamp penampungan di Vavuniya, tempat lebih dari 113.000 warga sipil mengungsi dari medan tempur.

Holmes, Ahad, menyeru kedua pihak menghentikan aksi kekerasan, dan mengatakan pertempuran sekarang telah menimbulkan banyak korban di pihak warga sipil.

Holmes juga dijadwalkan bertemu dengan Presiden Sri Lanka Mahinda Rajapakse, Senin sore, sebelum mengakhiri lawatan tiga harinya di negara itu.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009