Sumida, Jepang (ANTARA News) - Tepuk tangan langsung saja bergema di lapangan terbuka di sekitar perbukitan kota Sumida, Propinsi Iwate, Jepang, Selasa, ketika Putri Sakura Indonesia Dessy Lia usai membawakan Tari Merak, pada kegiatan kampanye lingkungan dan persahabatan internasional di kota tersebut.

Walau hanya menampilkan satu tarian, namun sekitar 200 pengunjung, yang sebagian besar merupakan pelajar SMP di kota Sumida terlihat begitu terpukau dengan tarian yang berasal dari Jawa Barat itu.

Ketika acara baru saja usai sebagian besar pelajar segera berebutan menemui Putri Sakura Indonesia itu sekedar untuk berkenalan, berfoto bersama ataupun meminta tanda tangannya. Sejumlah pelajar bahkan mendadak menjadi "wartawan cilik" dengan mewawancarai mahasiswi perguruan tinggi di Jepang tersebut.

"Senang rasanya membuat mereka menjadi kenal Indonesia. Bagi saya ini awal yang penting tidak saja bagi mereka, tetapi juga saya untuk mengenal negara lain secara mendalam," kata Dessy Lia.

Dessy terpilih sebagai Putri Sakura Indonesia untuk menemani Ratu Sakura Jepang Erisa Kazui, yang berkeliling Jepang mempromosikan persahabatan dan kepedulian lingkungan melalui program International Friendship Cherry Blossom Commemoration.

Program tersebut didukung penuh pemerintah Jepang hingga dikenal kerap dikenal sebagai "Diplomasi Sakura` karena dilakukan melalui kegiatan menanam pohon sakura dengan melibatkan negara lain. Bunga sakura dipilih karena terbukti menjadi alat yang mampu memperat ikatan antara masyarakat Jepang dengan dunia.

Dalam sambutannya, Dessy mengatakan bahwa generasi muda juga perlu secara aktif membangun persahabatan dengan sesama geneerasi muda, khususnya dalam pelestarian lingkungan.

"Saya sendiri bertekad untuk bisa tetap menikamati keindahan sakura di masa-masa mendatang. Ini tugas kita bersama agar tetap bisa menikmati anugerah alam yang indah ini seterusnya," kata Dessy yang langsung disambut tepuk tangan yang riuh.

Sementara itu, Dubes RI untuk Jepang Jusuf Anwar dalam sambutannya yang dibacakan oleh Atase Kehutanan KBRI Tokyo Sri Muningtyas mengatakan, keberadaan Putri Sakura Indonesia tidak saja simbol hubungan yang erat antara Indonesia dan Jepang, tetapi juga menjadi bukti dukungan Indonesia dalam mengobarkan "spirit" memelihara lingkungan bagi kepentingan umat manusia.

"Kampanye peringatan bunga sakura yang digelar Jepang ini merupakan hal yang tepat ditengah persoalan perubahan iklim yang tengah mengancam dunia. Perubahan iklim akibat pemanasan global tidak saja mempengaruhi kelangsungan hidup bunga sakura itu sendiri, tetapi juga kehidupan manusia," kata Dubes.

Sebelumnya, Putri Sakura Indonesia, Ratu Sakura Jepang, Walikota Sumida dan tokoh masyarakat lainnya serta perwakilan dari KBRI Tokyo ikut menanam pohon sakura di belakang halaman nan luas di sekolah tersebut. Kegiatan tersebut diabadikan dalam tiang batu yang terbuat dari marmer dimana nama Putri Sakura Indonesia dan Ratu Sakura Jepang tertulis dengan huruf kanji yang besar.

Senin (27/4) lalu, "pasangan sakura" tersebut melakukan hal yang sama di kota Inawashiro, Propinsi Fukushima. Juga di kawasan perbukitan yang elok dan rimbun. Kegiatan International Friendship Cherry Blossom Commemoration itu berlangsung sejak 1998 yang diawali dengan Jepang ? Amerika Serikat, kemudian berturut-turut dengan Kanada, Korsel, Taiwan, China, Selandia Baru, Ghana, Rusia, Australia, Mongolia, Thailand dan Indonesia.

Indonesia dan Jepang sendiri baru saja memperingati 50 tahun hubungan diplomatik kedua negara pada 2008 lalu.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009