Pada Februari tahun ini nilai ekspor timah naik 10,22 persen dan nontimah juga naik 20,30 persen.
Pangkalpinang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencatat nilai ekspor timah dan nontimah Babel pada Februari 2020 mencapai 135,4 juta dolar Amerika Serikat atau mengalami kenaikan 12,05 persen jika dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya.

"Pada Februari tahun ini nilai ekspor timah naik 10,22 persen dan nontimah juga naik 20,30 persen," kata Kepala BPS Provinsi Kepulauan Babel, Dwi Retno Wilujeng Wahyu Utami di Pangkalpinang, Rabu.

Ia mengatakan nilai ekspor Februari tahun ini bila dibandingkan bulan sebelumnya maka mengalami kenaikan 17,65 persen. Peningkatan nilai ekspor didorong oleh naiknya ekspor nontimah sebesar 247,07 persen. Ekspor timah juga mengalami peningkatan sebesar 1,44 persen.

"Peran nontimah selama Januari-Februari tahun ini mencapai 13,55 persen. Namun peran timah masih mendominasi ekspor hingga Februari 2020 sebesar 86,45 persen," ujarnya.

Baca juga: Bank Dunia desak G20 tidak batasi ekspor di tengah wabah COVID-19

Menurut dia, Singapura masih menjadi negara tujuan utama ekspor timah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sekitar 28,76 persen ekspor timah pada Januari-Februari 2020 dikirim ke Negeri Singa Putih ini. Selanjutnya, Amerika Serikat, Korea Selatan, India, dan Tiongkok berada dalam lima negara tujuan utama ekspor timah pada Januari-Februari tahun 2020.

"Peran keempat negara berkisar antara 10,47 persen hingga 19,63 persen. Maka, lima negara utama tujuan ekspor timah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berperan sebesar 85,89 persen," katanya.

Ia menambahkan ekspor nontimah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Januari-Februari 2020 didominasi oleh lemak dan minyak hewan/nabati yang mencapai US$25,8 juta atau 76,07 persen dari jumlah ekspor nontimah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

"Saat ini Myanmar menempati urutan pertama peran ekspor nontimah dengan nilai US$8,3 juta. Peran Myanmar dalam ekspor nontimah 24,42 persen. Menyusul Malaysia sebesar US$7,8 juta, Vietnam, Singapura, dan Belanda menempati urutan ketiga, keempat, dan kelima, dengan peran masing-masing sebesar 17,80 persen, 14,28 persen dan 11,13 persen," katanya. 
Baca juga: Indonesia ekspor beras premium asal Cianjur ke Singapura

Pewarta: Aprionis
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020