Jayapura (ANTARA News) - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo menegaskan bahwa hari integrasi Irian Barat dalam NKRI ke-46 pada tanggal 1 Mei, tetap diperingati tanpa terpengaruh peristiwa mengamuknya prajurit Yonif 751/BS Jayapura.

"Peringatan 1 Mei sama sekali tidak berhubungan dengan kejadian itu. Kegiatan itu akan tetap berjalan sesuai rencana," katanya setelah berdialog dengan anggota Yonif 751 di Jayapura, Kamis.

Sebelumnya (29/4), ratusan prajurit Yonif 751/BS mengamuk di dalam markas dengan merusak rumah dinas Danyon 751/BS Letkol Inf Lambok Sihotang.

Para prajurit kesal karena hak-haknya seperti uang makan dan uang kesejahteraan lainnya dipotong. Mereka juga jengkel karena Danyon mempersulit pemakaman jenazah seorang rekan mereka yang meninggal dunia akibat sakit.

Jenazah prajurit itu akan dimakamkan di Nabire, Papua, namun terkendala sewa pesawat yang mahal, kemudian para prajurit pun mengumpulkan uang agar jenazah dapat dimakamkan di Nabire.

Amukan prajurit dapat diredakan setelah Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Azmin Yusri Nasution datang ke lokasi untuk berdialog dengan mereka dan berjanji akan memproses secara hukum Danyon 751.

Sementara itu, tanggal 1 Mei 1963 ditetapkan sebagai hari diserahkannya Irian Barat dari United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA).

UNTEA merupakan badan pelaksana sementara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang berada dibawah kekuasaan Sekretaris Jenderal PBB.

UNTEA dibentuk karena terjadinya konflik antara Indonesia dan Belanda dalam permasalahan status Irian Barat, sehingga badan itu merupakan pengawas di Irian Barat setelah persetujuan New York pada tanggal 15 Agustus 1962.

Untuk memperingati hari bersejarah tersebut, sejumlah kegiatan yang melibatkan masyarakat telah disiapkan pemerintah daerah dan rencananya akan berpusat di Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura.

Selain itu, tanggal 1 Mei juga diperingati sebagai hari ulang tahun ke-63 Kodam XVII/Cenderawasih.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009