Bojonegoro (ANTARA News) - Muhammad Agus AU (17), warga Desa Ngambon, Kecamatan Ngambon, Bojonegoro, Jawa Timur,Sabtu (3/5) sekitar pukul 22.00 WIB tewas terkena lemparan batu di kepalanya ketika menonton pertunjukan band di alun-alun Desa Ngasem, Kecamatan Ngasem.

"Korban tewas karena terkena lemparan batu penonton lainnya yang mengamuk,"kata Kapolsek Ngasem, AKP Aruman, kepada ANTARA, Minggu. Akibat kejadian itu,  pertujukan band dihentikan Polsek Ngasem.

Sejumlah penonton lainnya juga luka-luka. Djianto (18), warga Desa Kacangan, Kecamatan Tambakrejo, menderita luka bacok pada tangan kirinya hingga patah dan terpaksa harus menjalani rawat inap di RSUD Sosodoro Djatikoesoemo.

Penonton lainnya yang menderita luka-luka Andik Suyitno (18), warga Ngambon, Kecamatan Ngambon,Elton (19),warga Desa Sengon,Kecamatan Ngambon, Jaelani (19), warga Desa Mbutoh, Kecamatan Ngasem, Budi Santoso (18), warga Desa Dolokgede, Kecamatan Ngambon dan Andi, warga Desa Tambakrejo, Kecamatan Tambakrejo.

"Kepala saya bocor terkena lemparan batu,"kata Andi Suyitno, salah satu korban. Menurut dia, ketika itu dirinya dengan Muhammad Agus AU naik sepeda motor dari rumah ke alun-alun Ngasem untuk melihat parade band tersebut.

Tiba di lokasi, mereka dengan sejumlah teman lainnya masuk ke tengah lapangan untuk ikut berjoget dengan penonton yang memenuhi alun-alun.

Mendadak puluhan penonton lainnya yang baru datang langsung menyerbu penonton di tengah alun-alun dan melemparkan batu.

"Mereka penonton yang baru datang, rata-rata sebaya dengan saya," katanya. Andik dan Djianto mengaku  tidak memiliki musuh sehingga tidak tahu penyebab mengamuknya puluhan penontong di ajang parade band remaja itu.

Seketika penonton berlarian sedangkan Muhammad Agus AU kena lemparan batu cukup besar pada kepala dan nyawanya tidak berhasil diselamatkan.

Polisi, kata Aruman, belum tahu pasti penyebab motivasi mengamuknya puluhan remaja dalam ajang parade band itu.

"Kami masih memintai keterangan sejumlah saksi, termasuk memanggil panitia penyelenggara band,"katanya.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009