Denpasar (ANTARA News) - Negara ASEAN+3 menyepakati Prakarsa Pasar Obligasi ASEAN (ABMI) dan aturan penjaminan penerbitan obligasi korporasi (CGIM).

"ABMI dititikberatkan untuk obligasi dalam mata uang setempat untuk negara yang belum punya pasar obligasi," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Ia mengungkapkan itu usai pertemuan menteri keuangan ASEAN+3 di Nusa Dua Bali pada Minggu.

Tujuan pembentukan ABMI adalah membentuk pasar dengan memanfaatkan cadangan devisa di negara ASEAN+3 untuk digunakan sebagai investasi.

"Peta jalan obligasi akan dibangun dengan mempertimbangkan kebutuhan dan komitmen regional dan internasional," katanya menjelaskan.

CGIM, katanya, merupakan tata penjaminan bagi penerbitan obligasi perusahaan dengan mata uang setempat.

Aturan itu untuk membuka pasar lebih luas bagi pencarian pilihan pendanaan bagi perusahaan di kawasan ASEAN+3.

CGIM akan menyediakan "credit guarantee" bagi penerbitan surat utang (obligasi) perusahaan domestik atau yang bergerak lintas negara dengan biaya murah.

Itu dapat tercapai, karena melalui aturan penjaminan CGIM, "rating" perusahaan penerbit obligasi akan meningkat, sehingga mencapai "rating investment grade".

Sebagai modal awal, ASEAN+3 sepakat membentuk dana 500 juta dolar Amerika Serikat, yang akan dikelola Bank Pembangunan Asia (ADB) dalam bentuk "trust fund".(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009