Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah partai politik kecil yang tak masuk parliamentary treshold (PT), yang tergabung dalam Forum Antar Parpol (FAP) dalam waktu dekat akan mendeklarasikan capres dan cawapres, Prabowo Subianto dan Rizal Ramli.

Mereka optimis dapat mengusung capres-cawapres alternatif, karena hingga kini KPU belum mengumumkan hasil final perolehan suara Pemilu Legislatif. "Ini bisa menjadi duet yang sangat prospektif bagi bangsa ke depan," kata Ketua Umum DPP Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN) Amelia Ahmad Yani di Jakarta, Minggu.

Amelia mengaku yakin, pasangan ini dinilai paling tepat sebagai duet calon pemimpin nasional yang baru.

Sebelumnya, Sekjen FAP Sonny Pudjisasono, yang juga menjabat sebagai Sekjen DPP Partai Buruh ini menyatakan wacana untuk mengusung Prabowo-Rizal. Namun, saat ini wacana tersebut masih dalam pembicaraan yang sangat intensif oleh parpol yang menjadi anggota FAP.

Menurut Amelia, duet Prabowo-Rizal dinilai cermin perubahan, pasangan tersebut merupakan duet ideal yang saling melengkapi.

"Kedua tokoh ini punya bobot yang bagus. Prabowo seorang mantan Jenderal yang tidak diragukan kiprahnya di kancah nasional dan internasional. Pengabdiannya untuk negara tidak diragukan lagi," jelas putri Pahlawan Revolusi, Jenderal (Purn) Ahmad Yani ini.

Sementar figur Rizal Ramli, lanjut Amelia, seorang profesional dan pernah menjabat sebagai Menko Ekuin. Sehingga pengalaman dan kinerjanya selama ini tidak diragukan lagi, oleh sebab itu bila duet ini terwujud akan
menjadi pasangan yang prospektif.

Pada kesempatan terpisah, pengamat politik dan peneliti dari Institute for Social and Envorment and Democrazy (IESD) Musni Umar mengatakan, bahwa pasangan Prabowo-Rizal dari sisi peluang dan popularitas sudah memenuhi, apalagi Rizal yang memiliki jaringan sangat luas di kalangan aktivis. Hanya saja untuk mengalahkan
pasangan incumbent, duet ini harus punya dana yang cukup besar agar bisa menang.

"Yang harus diantisipasi menghadapi incumbent, mereka harus punya dana besar untuk membuka jaringan yang luas. Ini untuk mengalahkan incumbent yang sudah berkampanye berbagai program selama ini. Tapi ini berpeluang untuk hadapi incumbent, apalagi duet mantan militer dan aktivis," ujar Musni yang juga anggota DPD dari
Sulawesi Tenggara ini.(*)


Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009