Jalalabad, Afghanistan (ANTARA News/AFP) - Penyerang bom bunuh diri meledakkan sebuah kendaraan yang membawa seorang walikota di Afghanistan timur, Senin, menewaskan pejabat itu dan enam orang lain, kata kementerian dalam negeri.

Seorang jurubicara Taliban, Zabihullah Mujahid, mengklaim pihaknya bertanggung jawab atas serangan itu, yang terjadi di provinsi Laghman, yang berdekatan dengan Kabul, ibukota Afghanistan.

Walikota Laghman, Mohammad Rahim Rahim, adalah salah satu dari beberapa pejabat paling senior di provinsi itu setelah gubernur.

"Walikota, tiga pengawalnya dan tiga warga sipil mati syahid," kata kementerian. Tiga warga sipil juga cedera dalam serangan tersebut, katanya.

Ledakan tersebut terjadi di luar kantor walikota di ibukota provinsi itu, Mihtarlam, kata jurubicara pemerintah provinsi Sayed Ahmad Safi kepada AFP.

Penyerang berjalan ke arah kendaraan walikota ketika ia meninggalkan kantornya dan meledakkan bom yang dipasang di tubuhnya, katanya.

Di Afghanistan, walikota provinsi memimpin pekerjaan umum dan daerah untuk provinsi itu.

Pekan lalu Taliban telah memperingatkan bahwa mereka akan meningkatkan serangan-serangan terhadap pasukan Afghanistan dan pasukan internasional yang mendukung mereka.

Senin, Presiden Afghanistan Hamid Karzai pergi ke Washington bertemu dengan Presiden AS Barack Obama dan Presiden Pakistan Asif Ali Zardari untuk berunding mengenai perang melawan ancaman kelompok Islamis di kawasan itu.

Obama telah memusatkan perhatian pada gerilyawan Taliban dan Al-Qaeda di perbatasan Afghanistan dan Pakistan, dan telah berjanji menambah pasukan dan sumber-daya untuk melenyapkan apa yang disebutnya ancaman internasional.

Sekitar 70.000 prajurit asing di bawah komando NATO dan AS berada di Afghanistan sejak akhir 2001 untuk membantu pemerintah Presiden Hamid Karzai memerangi Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda sekutu mereka.

Pemerintah baru AS berencana mengirim 21.000 prajurit tambahan tahun ini untuk menstabilkan Afghanistan, yang dikhawatirkan sejumlah politikus dan analis Barat akan tergelincir ke dalam anarki.

Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, yang bertanggung jawab atas serangan-serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.

Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom-bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut.

Dalam salah satu serangan paling berani, gerilyawan tersebut menggunakan penyerang-penyerang bom bunuh diri untuk menjebol penjara Kandahar pada pertengahan Juni, membuat lebih dari 1.000 tahanan yang separuh diantaranya militan berhasil kabur.

Semakin banyaknya prajurit asing yang tewas membuat sejumlah negara Barat enggan mengirim pasukan mereka ke daerah-daerah dimana kelompok dukungan Al-Qaeda itu beroperasi paling aktif.

Jumlah prajurit internasional yang tewas di Afghanistan tahun ini mencapai lebih dari 80, sebagian besar akibat serangan-serangan gerilya, menurut situs berita icasualties.org yang mencatat korban-korban di Afghanistan dan Irak.

Lebih dari 295 prajurit internasional tewas di Afghanistan tahun lalu dan tahun sebelumnya 230.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009