Jakarta (ANTARA News) - Kompetisi Bola Basket Divisi Utama (Kobatama) tahun ini terancam gagal digelar karena Pengurus Besar Persatuan Bola Basket Indonesia (PB Perbasi) kesulitan mendapatkan sponsor untuk kegiatan tersebut.

"Kami sudah mengajukan proposal ke banyak perusahaan, namun belum ada yang mau mendanai. Mungkin karena kualitas klub, dan pemain yang belum bagus," kata Ketua Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) Noviantika Nasution, di Jakarta, Selasa.

Dia mengatakan untuk mengatasi persoalan tersebut Perbasi telah mengajak semua klub yang bergabung dalam Kobatama untuk bersama-sama mencari title (tema) yang bagus, sehingga menarik sponsor untuk event tersebut.

Menurut dia, secara teknis Perbasi sudah siap untuk melaksanakan Kobatama, namun terbentur masalah sponsor.

"Ini merupakan persoalan klasik bagi kita. Tak hanya Kobatama, tetapi juga Liga Basket Indonesia (IBL), juga menghadapi persoalan yang sama hingga saat ini," katanya.

Dia menyatakan cukup gembira sejumlah sponsor mulai melirik klub peserta IBL karena akan mendorong kualitas kompetisi bola basket di tanah air.

Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PB Perbasi Azwar Zulkarnain menyatakan hingga saat ini jadwal pelaksanaan Kobatama belum ada.

"Kami baru membahasnya siang ini bersama pengurus," kata Azwar, di sela-sela rapat pengurus Perbasi, di Kantor Perbasi, Komplek Gelanggang Olahraga (Gor) Senayan, Jakarta.

Kobatama pertama kali diadakan pada 3 April 1982, diikuti sembilan tim, yakni Indonesia Muda, Rajawali, Mingsen dan THI (Jakarta), Tarumatex bandung, Union, Mataram Utama dan SSS (Yogyakarta) serta Halim Kediri.

Gagasan mengadakan Kobatama muncul dari keinginan sejumlah pengurus PB Perbasi untuk menjadikan dunia bola basket Indonesia lebih bergairah. Pencetus

Kobatama itu adalah Imam Suyudi (Ketua Bidang Pembinaan), Harsuki ( Kabid Luar Negeri), Nur Achmad ( Komisi Pembinaan), Sri Sudono Sumarto (Sekretaris Jenderal), dan Aoh Rossalam (sekretaris).
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009