Jakarta (ANTARA News) - Hillary Clinton berjanji akan melakukan apa saja demi memajukan kesepakatan damai antara Israel dan Palestina saat resmi menjabat Menteri Luar Negeri dalam pemerintahan Barack Obama nanti. Berbicara dalam acara dengar pendapat dengan Senat AS, Selasa waktu AS, Clinton mengatakan AS mesti menjamin keamanan Israel dan bekerja untuk menyalurkan kepentingan politik dan ekonomi warga Palestina. Meskipun begitu, ia menolak bernegosiasi dengan Hamas sampai organisasi Palestina itu mengakui eksistensi Israel dan menghentikan kekerasan, dan ia menyatakan pendiriannya ini absolut. Wartawan Al Jazeera, Rob Reynolds, mewartakan, begitu Hillary Clinton selesai berdengar pendapat dengan Komisi Hubungan Luar Negeri Senat di Washington DC, sekelompok peninjau meneriakkan "gencatan senjata di Gaza" sambil mengangkat spanduk. Hillary juga menekankan, AS mesti menggunakan "kekuatan cerdas" dalam memajukan kebijakan luar negerinya dengan menempatkan aplikasi militer sebagai jalan terakhir. "Dengan 'kekuatan cerdas,' diplomasi akan menjadi garda terdepan kebijakan luar negeri," kata Hillary di depan para senator. "Amerika tidak bisa menyelesaikan masalah yang paling menekan ini secara sendirian dan dunia juga tidak bisa menyelesaikannya tanpa Amerika." Konflik kepentingan Para analis mengatakan Hillary yang masih menjabat Senator New York itu, akan berani melancarkan pendekatan kebijakan luar negeri yang lebih pragmatis dalam upaya menjauhkan pemerintahan mendatang dibawah Presiden terpilih Obama dari bayang-bayang George Bush. Hillary diperkirakan akan mempraktikan kebijakan lembut melalui negosiasi, namun beberapa senator mengungkapkan prihatin bahwa para penyandang dana suaminya yaitu mantan Presiden Bill Clinton, akan menimbulkan masalah konflik kepentingan. Richard Lugar, senator dan pemimpin panel Partai Republik, mengatakan bahwa Clinton Foundation akan mengundang pemerintahan-pemerintahan asing atau organisasi bisnis memperoleh perlakuan khusus karena donasi mereka. "Itu juga menciptakan masalah-masalah persepsi potensial dengan setiap aksi yang dilakukan menteri luar negeri terhadap donatur asing atau negara asal donatur," kata Richard. Paling membahayakan Clinton menyatakan ancaman paling membahayakan yang dihadapi AS adalah prospek jatuhnya senjata pemusnah massal ke tangan teroris. Hillary juga melontarkan kalimat keras kepada Iran dan Suriah dengan menuduh mereka memiliki prilaku membahayakan dan menegaskan sikapnya bahwa tak ada opsi yang tak tersedia untuk Iran yang disebutnya mesti menghentikan dukungan kepada aksi teror. Namun dia menyatakan siap mengarahkan AS untuk mengambil pendekatan baru dan berbeda kepada Iran melalui kerangka diplomasi. (*) Sumber: Aljazeera

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009