Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik M Qodari berharap pemilihan presiden dan wakil presiden pada 8 Juli 2009 menjadi pertarungan gagasan, bukan hanya popularitas dan primordial saja.

"Selama ini pemilu (pemilihan umum) kita sifatnya hanya primordial, figur dan popularitas saja, belum menyentuh ke konsep yang diusungnya," kata Qodari ketika dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.

Dia memrediksi "perang" konsep dalam Pilpres mendatang akan terjadi dengan Susilo Bambang Yudhoyono yang cenderung menggunakan konsep ekonomi pasar (liberalisme) dan Megawati Soekarnoputri serta Prabowo Subianto dengan konsep ekonomi kerakyatan.

"Ini akan menjadi konstelasi yang menarik karena ada konsep yang akan dibawa oleh pasangan capres-cawapres yang sedang bersaing," katanya.

Qodari melihat bahwa masyarakat Indonesia masih mementingkan figur, primordial bukan konsep yang diusung. "Ini yang harus dikembangkan oleh politisi ke masyarakat Indonesia," katanya.

Namun Direktur Eksekutif Indonesia Barometer ini belum bisa menggambarkan peta pertarungan capres-cawapres mendatang.

"`Kan baru satu yang sudah ada pasangannya, sedangkan dua lagi belum menentukan pasangannya. Jadi belum bisa dipetakan," katanya.

Menanggapi munculnya nama calon pendamping SBY dari kalangan profesional, seperti Gubernur Bank Indonesia (BI) Boediono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang populer dengan konsep liberalismenya ditanggapi kalangan akan menurunkan popularitas SBY, Qodari justru beranggapan tidak ada pengaruhnya.

"Dengan popularitas SBY saat ini, siapapun pasangan yang akan diusung tak akan mempengaruhi popularitasnya," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2009