Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan pemerintah memberikan prioritas tinggi pada upaya peningkatan pasar domestik gas.

"Paradigma baru dalam kebijakan gas kami adalah peningkatan pasar domestik gas," kata Presiden saat membuka Konvensi Tahunan dan Pameran ke-33 Indonesian Petroleum Association (IPA) di Jakarta Convention Center, Selasa.

Menurut dia, dengan kebijakan energi baru dan program konversi minyak tanah sekitar 52 juta rumah tangga Indonesia atau 70 persen dari rumah tangga Indonesia akan segera mengonsumsi 70 persen dari total produksi gas Indonesia.

"Permintaan gas meningkat seiring dengan pengurangan subsidi bahan bakar minyak dan pertumbuhan ekonomi dan energi," katanya.

Dalam beberapa bulan terakhir, kata Presiden, 46 persen produksi gas alam telah dikonsumsi oleh pasar domestik.

Menurut Presiden, pembangunan dan perluasan industri petrokimia akan meningkatkan permintaan energi di masa depan.

"Sebagian besar dari permintaan itu dapat dipenuhi oleh gas alam," katanya.

Kepala Negara mengatakan bahwa Indonesia telah memiliki sejumlah proyek gas alam yang diharapkan dapat mengamankan pasokan gas alam untuk kebutuhan domestik dan ekspor.

"Mereka juga akan membawa efek berkelanjutan dengan menciptakan pekerjaan dan peluang bisnis. Ini termasuk Senoro Donggi, Masela, laut dalam Makasar, dan Tangguh," katanya.

Pada kesempatan itu juga disebutkan mengenai kebutuhan investasi di bidang infrastruktur untuk mendekatkan lokasi eksplorasi gas alam dengan pasar domestik.

Namun, sekalipun pemerintah bertujuan untuk meningkatkan pasar domestik, Presiden mengatakan bahwa tidak ada tujuan untuk menghentikan ekspor.

"Kami tidak akan menghentikan ekspor karena hampir tiga dasawarsa Indonesia memainkan peran penting dalam memasok kebutuhan energi di kawasan," katanya.

Selain menyampaikan pidato dalam kegiatan tahunan bagi kalangan  profesional dan eksekutif di sektor hulu migas tersebut, Presiden juga menyaksikan penandatanganan 12 blok minyak dan gas (migas), tiga blok gas metana batubara dan lima perjanjian jual beli gas.

Tema konvensi kali ini adalah "Managing Resources and Delivering Energy in a Challenging Environment" yang merefleksikan tantangan industri minyak dan gas di tengah ancaman resesi global dan penurunan harga minyak dan gas.  (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009