Temanggung (ANTARA News) - Puluhan biksu dewan sangha Buddha Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) melakukan prosesi pengambilan air berkah Waisak tahun 2009, di Umbul Jumprit, lereng Gunung Sindoro, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Prosesi dipimpin oleh Ketua Vidyaka Sabha Walubi, Biksu Dhyanavira Mahastavira, Kamis (7/5), mulai sekitar pukul 11:30 WIB, antara lain dihadiri Direktur Jenderal Agama Buddha Departemen Agama, Budi Setiawan, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Walubi, Siti Hartati Murdaya, dan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Walubi Jateng, David Hermanjaya.

Pengambilan air berkah Waisak dimulai dengan penyalaan lilin dan dupa di sebuah altar dengan patung buddha berwarna kuning emas yang di sekitarnya dihias dengan rangkaian bunga, buah, dan sejumlah patung berbentuk stupa dari bahan gelas.

Biksu Dhyanavira, Dirjen Budi Setiawan, Hartati, David, disertai para pimpinan dewan sangha Buddha yang masing-masing membawa kendi kemudian berjalan menuju mata air Umbul Jumprit.

Mereka dengan iringan tembang-tembang rohani Buddha mengambil air dari tempat itu untuk kemudian diusung menuju ke altar guna penyakralan. Doa dan pembacaan parita suci dipimpin oleh Biksu Dyanavira diikuti para biksu lainnya.

Air berkah itu menjadi salah satu sarana puja yang penting bagi umat Buddha dalam merayakan Tri suci Waisak yang puncaknya pada hari Sabtu (9/5) mendatang di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Biksu Dhyanavira mengatakan, tradisi pengambilan air berkah dari Umbul Jumprit dilakukan dalam rangkaian perayaan Waisak setiap tahun.

"Air kemudian diarak ke Candi Mendut untuk sarana puja detik-detik Waisak dan kemudian diarak ke Candi Borobudur pada hari Waisak (9/5)," katanya.

Ia mengatakan, air tersebut bagi umat Buddha diyakini memberikan kesembuhan.

Pada masa lalu, katanya, sang Buddha memercikkan air di sebuah kota bernama Waisali, yang sedang menghadapi suatu musibah berupa wabah penyakit, yang mengakibatkan banyak orang meninggal dunia. "Setelah sang Buddha memercikkan air di kota itu, musibah hilang," katanya.

Hartati mengatakan, umat mendapat ajaran dari sang Buddha tentang makna air sebagai sarana melakukan berbagai perbuatan kebaikan.

"Melalui air, kehidupan manusia disegarkan, air memberikan kesembuhan dari sakit, ketenangan batin, kadang untuk mengusir makhluk jahat," katanya.

Manusia, katanya, selalu berupaya menghindari bahaya, penyakit, dan segala sesuatu yang menghalangi perjalanan hidupnya.

Ia mengatakan, air berkah dari Umbul Jumprit sebagai media berkah bagi umat Buddha dalam kehidupan sehari-hari.

"Menyucikan hati dan pikiran, supaya menjadi warga yang berguna bagi yang lain, sekecil apapun. Waisak momentum menyucikan hati, pikiran, peristiwa Waisak menjadi peluang bagi umat untuk mencari pencerahan, kebahagiaan, lahir dan batin," katanya.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009