Jakarta, (ANTARA News) - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Ahmad Mubarok menegaskan, partainya tidak akan mengulangi praktik politik dagang sapi seperti yang terjadi dalam koalisi pada Pemilu Presiden 2004.

"Partai Demokrat dan Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) menginginkan koalisi yang jelas dan kuat, tidak seperti politik dagang sapi seperti pada 2004," katanya setelah bertemu jajaran Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jakarta, Kamis.

Partai Demokrat telah menyiapkan tiga gagasan pokok yang bisa dijadikan acuan dalam membentuk jalinan koalisi. Di antaranya, meliputi komitmen terhadap kelanjutan pembangunan, penegakan hukum demi terciptanya keadilan dan demokratisasi.

Ketika ditanya nama cawapres pendamping SBY, Mubarok mengelak. Ia mengaku hanya mengetahui pertimbangan-pertimbangan strategis dalam memilih cawapres yang tepat.

"Hitungan matematisnya sudah ada. Soal nama itu hak prerogatif Pak SBY sebagai capres," katanya.

Karena alasan itu pula, kata Mubarok, PD tak sependapat dengan usulan beberapa partai anggota koalisi yang meminta dilibatkan dalam penentuan cawapres SBY. 

Sebelumnya, PBNU juga menerima Ketua Umum Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) Khoirul Anam yang datang bersama Sekjen PKNU Idham Cholied.

Rabu (6/5), PBNU berturut-turut menerima tamu tiga ketua umum parpol, antara lain Muhaimin Iskandar (Partai Kebangkitan Bangsa), Suryadharma Ali (Partai Persatuan Pembangunan) dan Jusuf Kalla (Partai Golkar).(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009