Bandung (ANTARA News) - Kuartal II 2009 yang dimulai Mei ini diprediksi menjadi titik balik tumbuhnya kembali sektor properti, setelah terpuruk pada penghujung 2008 lalu.

"Pertumbuhan diperkirakan antara 20 sampai 30 persen," kata Corporate Finance Division Head PT Bakrieland Development, Amri Arwono Putro, di sela-sela seminar ekonomi di Kampus Universitas Padjadjaran Bandung, Kamis.

Menurut Amri, kuartal pertama 2009 pertumbuhan pasar properti masih terseok-seok meski tidak belum bisa disebut stagnan, akibat hantaman krisis global.

Sebagai pelaku pasar properti, kata Amri, Bakrieland Development tetap optimistis untuk mengejar target tahun 2009 ini. Meski sudah mulai bangkit namun diprediksi secara keseluruhan tidak akan membuat pasar properti tahun ini akan lebih baik dibanding 2008.

"Secara umum pasar properti 2008 masih cukup bagus, sedangkan tahun ini sulit untuk bisa mengejar pasar tahun lalu," katanya.

Menurut Amri, suhu politik yang menghangat menjelang Pipres pada kuartal II ini tidak akan berpengaruh banyak terhadap pertumbuhan pasar properti.

Menurut dia, Pilpres 2009 tidak akan mengganggu pertumbuhan pasar properti di Indonesia. Dan ia optimis dengan Pilpres yang aman dan kondusif justeru akan mendongkrak optimisme pasar di dalam maupun di luar negeri.

"Pengaruh Pilpres tak akan sesignifikan akibat krisis global yang dampaknya masih terus terasa hingga saat ini. Tak akan terpengaruh kondisi politik yang ada," katanya.

Pertumbuhan pasar properti itu berlaku untuk seluruh produk baik perumahan biasa atau landed house hingga apartemen.

"Pertumbuhan pasar tahun 2008 lalu sekitar 15 persen dibandingkan 2007. Tahun ini kemungkinan di bawah 15 persen namun pertumbuhan tetap positif," katanya.

Ia berharap adanya penurunan suku bunga KPR untuk mendokrak pasar properti. Menurut Amri hampir 70 persen konsumen properti mengambil perumahan dengan fasilitas kredit.

"Idealnya suku bunga KPR berkisar 10-12 persen, yang ada saat ini masih tinggi. Namun demikian animo untuk memiliki rumah dan apartemen masih cukup tinggi," katanya.

Terkait ambruknya penjualan properti pada kuartal pertama, kata Amri tidak lepas dari krisis global yang memaksa perusahaan melakukan penghematan bahkan PHK. Akibatnya para karyawan tidak memiliki dana memadai untuk mengambil KPR.

Sementara itu pertumbuhan pasar yang dialami Bakrieland Development pada 2008 sebesar 30 persen dan saat ini masih menyelesaikan berapa proyek strategis. Salah satunya Bali Puliman Legian Nirwana di Bali.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009