Yogyakarta (ANTARA News) - Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik menegaskan bahwa Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah (Jateng), sampai sekarang ini masih tetap menjadi salah satu keajaiban dunia.

Menjelang pergelaran atraksi budaya `Jejak-jejak Peradaban/Trail of Civilization 2009` di Candi Borobudur, Menbudpar kepada wartawan di Yogyakarta, Sabtu sore, menambahkan disebut ajaib karena pada abad ke delapan nenek moyang bangsa Indonesia sudah bisa membuat bangunan semegah Candi Borobudur tersebut.

"Candi Borobudur dengan bangunannya memiliki nilai kesejarahan tinggi dan arsitektur bangunannya memiliki kerumitan yang kompleks, sehingga disebut sebagai warisan dunia," kata Jero Wacik yang didampingi sejumlah menteri pariwisata negara ASEAN.

Menurut dia, selama ini popularitas Candi Borobudur memang naik-turun, apalagi saat ada jajak pendapat melalui pesan pendek tentang ketenaran tujuh bangunan keajaiban dunia dan oleh penyelenggara jajak pendapat itu Candi Borobudur dinyatakan tidak termasuk dalam keajaiban dunia.

"Jadi, kita tetap konsisten bahwa Candi Borobudur tetap sebagai keajaiban dunia dan UNESCO tetap konsern bahwa bangunan peninggalan abad delapan itu sebagai warisan dunia yang harus dilestarikan masyarakat internasional," katanya.

Mengenai kegiatan Jejak-jejak Peradaban, Jero Wacik mengatakan Depbudpar kembali menyelenggarakan kegiatan `Jejak-jejak Peradaban/Trail of Civilization 2009` di kawasan wisata budaya candi Borobudur bertepatan dengan perayaan Hari Waisak 2553, Sabtu (9/5) malam.

"Atraksi budaya yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono disemarkkan sendratari kolaborasi seniman dari enam negara deklarator Borobudur yaitu Indonesia, Vietnam, Kamboja, Myanmar, Laos dan Thailand. Sendratari dengan tema `Tilakhana yang merupakan pesan morak Sidharta Gautama," katanya.

Ia mengatakan, dengan kaitannya kegiatanitu, diadakan diskusi meja bundar yang melibatkan para pakar pariwisata budaya darienam negara deklarator Borobudur dan negara sahabat lainnya untuk membahas kerjasama lebih konkrit bidang pariwisata budaya.

Dalam diskusi dimaksudkan memperkuat kerjsama melestarikan warisan peradaban dan membangun koridor peradaban dalam upaya menjaga perdmaian dan persahaban antarbangsa. Warisan peradaban itu perlu diangkat ke permukaan agar dunia mengetahui keenam negara anggota ASEAN memiliki jejak peradaban yang relatif sama dan perlu dikunjungi wisatawan regional maupun dunia.

Acara trial of Civilization 2009 dihadiri delegasi 14 negara dari ASEAN, Jepang, Korea, China, India dan Srilanka, meliputi para menteri pariwisata dan kebudayaan, duta besar negara sahabt pakar pariwisata budaya, dan seniman tari lima negara deklarator Borobudur, katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009