Mataram (ANTARA News) - Gunung Barujari di Lombok, Nusa Tenggara Barat (2.376 meter di atas permukaan laut) yang merupakan anak Gunung Rinjani (3.726 meter) hingga kini masih menyemburkan abu.

Kepala Dinas Pertambangan dan Energi NTB, Ir. Heryadi Rachmat di Mataram, Minggu mengatakan, menurut laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (Vulkanologi Bandung) letusan abu terus berlangsung sampai saat ini.

Ia mengatakan, letusan abu dan lontaran material pijar masih jatuh di dalam kaldera Gunung Rinjani, namun abu letusan yang berukuran halus bisa diterbangkan angin keluar dari kaldera Gunung Rinjani.

Berdasarkan data analisis visual dan kegempaan sejak 2 Mei 2009 pukul 16.30 Wita hingga 8 Mei 2009 pukul 01.30 Wita status G. Rinjani masih tetap waspada atau level II.

Heryadi mengatakan, terkait rekomendasi dalam status waspada, maka diharapkan tidak ada kegiatan pada radius 4 kilometer dari titik letusan Gunung Barujari.

"Jika ada pendakian harus dilakukan, maka hanya boleh sampai Plawangan Senaru yang jaraknya sekitar 4 kilometer dari titik letusan atau melalui jalur utara Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara," ujarnya.

Selain itu, Heryadi menyarankan pendaki harus melengkapi diri dengan masker penutup hidung dan mulut serta kacamata penghalang debu vulkanik.

Pendaki juga harus didampingi oleh pemamndu yang berpengalaman dan mengetahui jalur pendakian yang baik dan masyarakat di sekitar Gunung Rinjani diharap tetap tenang.

"Warga hendaknya tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas tentang letusan Gunung Rinjani dan diharapkan selalu mengikuti arahan Satlak PB dan Satkorlak PB setempat," katanya.

Masyarakat di sekitar sungai harap waspada jika terjadi letusan besar yang berpotensi mengganggu permakuaan air Danau Segara Anak yang dapat memicu banjir bandang.
Menurut data ini dari pengamat Pos Gunung Rinjani, gempa yang terekam hingga 9 Mei 2009 telah terjadi 52 letusan, 258 hembusan, 43 kali gempa tremor dan 45 dan tremor harmonik. (*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009