Jambi (ANTARA News) - Pengamat Politik, Drs Shomad SH menilai koalisi besar yang digagas Partai Demokrasi Perjuangan (PDIP) dengan merangkul Partai Golkar, Gerindra, Hanura dan lainnya hanyalah manuver politik kosong atau gertak belaka untuk menakuti Partai Demokrat sebagai peraih suara terbanyak dalam Pemilu Legislatif Juli 2009 lalu.

"Terbukti bahwa dalam berpolitik itu tidak ada kesepakatan yang permanen, hati ini mereka saling berangkulan dan bergandengan tangan, esok hari mereka terpecah belah," kata Shomad di Jambi, Senin.

Ia menilai, PDIP kini juga sudah letih menjadi partai opsisi, karena tidak menguntungkan, sehingga kini juga sudah terjadi komunikasi politik antara PDIP dengan Demokrad.

PDIP akan lebih baik atau menguntungkan bila mendekatkan diri dengan partai penguasa dibanding harus menjadi partai opsisi dengan menggandeng partai-partai kecil lainnya, karena akan menambah beban.

Kemenangan Parta Demokrat dalam Pemili Legislatif itu sudah memastikan partai dibawah binaaan Susilo Bambang Yudhoyono itu akan menguasai parlemen, sehingga bagi partai lainnya akan berpikir serius untuk bisa menyainginya.

Adanya komunikasi politik yang kini dilakukan Partai Demokrat dengan PDIP itu sudah jelas mengaburkan dan memmentahkan koalisi besar yang sudah cetuskan.

Menyikapi tawar menawar antara Megawati dengan Prabowo untuk berkoalisi menjadi Calon Presiden dan calon wakil presiden kini juga menimbulkan jalan buntu.

"Prabowo kalau ingin tetap maju jadi calon presiden harus kerja keras merangkul partai kecil untuk menambah kekuatan, selanjut Megawati yang juga tetap ngotot ingin menjadi calon presiden juga harus selektif mencari figur yang memiliki nilai jual tinggi," kata Shomad.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009