Jakarta (ANTARA) - Facebook Inc mengadakan survei tentang gejala COVID-19 kepada pengguna platform media sosial di Amerika Serikat, bagian dari kerja sama dengan lembaga riset untuk mengatasi penyebaran virus corona.

"Mulai hari ini di Amerika Serikat, beberapa orang akan melihat tautan di bagian atas News Feed sebuah pilihan mengikuti survei Facebook, untuk membantu peneliti kesehatan memantau dan memprediksi lebih baik penyebaran COVID-19," kata kepala bagian kesehatan Facebook, KX Jin dan Laura McGorman dari Data for Good, dalam keterangan bersama di blog resmi Facebook, dikutip Selasa.

Facebook melaui program Data for Good menyediakan perangkat dan data untuk membuat peta pergerakan yang bisa dimanfaatkan lembaga riset dan organisasi nirlaba untuk memahami virus corona.

Survei yang disebar di platform Facebook dikelola oleh Carnagie Mellon University Delphi Research Center, data yang diperoleh akan digunakan untuk membuat sistem untuk mengatasi krisis ini, termasuk diantaranya membuat pemetaan orang-orang yang mengalami gejala COVID-19.

Facebook berencana mengadakan survei yang sama di negara lain.

Untuk memastikan keamanan dan privasi data, Facebook berjanji tidak memberikan identitas pengguna kepada lembaga riset. Lembaga riset juga tidak akan membagikan hasil survei kepada Facebook.

Baca juga: Facebook Messenger sediakan hub komunikasi pandemi corona

Baca juga: Tips agar jualan online laris manis saat Ramadhan dan corona


Jika pengguna mengikuti survei tersebut, Facebook akan memberikan nomor identitas secara acak kepada CMU Delphi Research, lembaga riset tersebut akan kembali mengirim nomor tersebut ke Facebook ketika pengguna sudah menyelesaikan sruvei.

Facebook dan CMU Delphi Research akan memiliki satu data statistik, yang mereka sebut "weight value", tidak memuat identitas pengguna.

Facebook juga membuat perangkat bernama Disease Prevention Maps berupa peta informasi berisi pola persebaran COVID-19 di suatu wilayah, yang bisa dimanfaatkan oleh peneliti kesehatan.

Peta ini bisa memberi gambaran pola interaksi orang-orang yang berada di suatu wilayah dengan orang lain sehingga peneliti bisa memprediksi di mana kemungkinan COVID-19 akan muncul.

Baca juga: WhatsApp sediakan pengecek fakta di Italia

Baca juga: Facebook donasi 100 juta dolar untuk media & penerbit terdampak corona

Baca juga: Tips terhindar dari informasi salah tentang virus corona di internet

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020