New York, (ANTARA News) - Dolar AS merosot ke posisi terendah tujuh pekan terakhir terhadap euro pada Selasa waktu setempat, karena lebih baiknya dari perkiraan defisit perdagangan AS mendorong para investor beralih ke mata uang berisiko, kata para dealer.

Pada 2100 GMT, euro diperdagangkan pada 1,3643 dolar, naik dari 1,3585 dolar pada Senin sore di New York, demikian dikutip dari AFP.

Euro turun kembali terhadap yen, menjadi 131,68 yen dari 132,46 yen.

Dolar juga melemah terhadap mata uang Jepang, menjadi 96,49 yen dari 97,50 yen.

Mata uang tunggal Eropa telah melompat menjadi 1,3707 dolar -- level tertinggi sejak 23 Marst -- sekitar 1230 GMT, setelah publikasi data perdagangan positif.

Defisit perdagangan AS naik pada Maret untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan menjadi 27,6 miliar dolar AS, namun kenaikannya lebih kecil dari ekspektasi sebagian besar analis 29,0 miliar dolar AS.

"Dolar AS semula menyusut terhadap mata uang utama menyusul laporan perdagangan AS, sebelum para pemain mulai melakukan aksi ambil untung pada posisi pendek (short positions) dolar," kata Michael Woolfolk dar Bank of New York Mellon.

"Dolar AS telah kelebihan jual (oversold) melalui suatu tindakan pekan lalu, dan mengakibatkan koreksi. Namun, pasar terlihat nyaman dengan kenaikan panjang `green shoots` dan membeli aset-aset berisiko." kata Woolfolk.

Data perdagangan berisi sejumlah yang menentramkan hati, karena baik, menurut Nigel Gault, kepala ekonom AS pada IHS Global Insight.

Gault mencatat bahwa komposisi ekspor pada Maret "memberikan kesan bahwa ekonomi global mulai stabil."

Lebih baiknya dari perkiraan data perdagangan AS memberi semangat para investor untuk membeli mata uang berisiko, seperti euro.

Dolar telah merosot terhadap yen di perdagangan Asia, karena permintaan "save-haven" (tempat berlindung yang aman) untuk unit AS turun, di tengah harapan sebuah perbaikan ekonomi global, kata para dealer.

Banyak pengamat pasar yakin dolar kemungkinan turun terhadap sebagian besar mata uang saingannya dalam bulan-bulan mendatang, karena meredanya "risk aversion" (penghindaran risiko).

Akan tetapi, karena yen juga diuntungkan dari aliran safe-haven, beberapa pengamat memprediksi mata uang Jepang juga akan kehilangan daya pikatnya.

Gubernur Bank Sentral Eropa (ECB) Jean-Claude Trichet mengindikasikan bahwa ekonomi global mendekati poin peralihan.

"Kami sejauh ini mengkhawatirkan pertumbuhan, sekitar poin perubahan dalam siklus ekonomi," kata dia dalam sebuah pertemuan para bankir bank sentral.

Dalam perdagangan terakhir di New York, dolar berada pada 1,1056 franc Swiss, dibandingkan dengan 1,1091 franc pada Senin. Pound berada pada 1,5272 dolar terhadap 1,5127 dolar.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009