Jakarta, (ANTARA News) - Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia (PDIP) tidak ingin memanfaatkan perpecahan koalisi Demokrat akibat mundurnya beberapa partai setelah keputusan Susilo Bambang Yudhoyono yang menggandeng Boediono sebagai cawapres.

Sekretaris Jendral Dewan Pimpinan Pusat PDIP Pramono Anung yang ditemui di halaman kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Rabu, mengatakan PDIP tidak mau terlibat dinamika apa pun dengan partai-partai tersebut yang sudah mendeklarasikan mendukung Partai Demokrat.

"Posisi PDIP dengan Demokrat adalah sejajar," kata Pramono mengungkapkan alasan mengapa PDIP belum tertarik untuk bergabung dengan poros alternatif yang dibentuk pecahan koalisi Demokrat..

Setelah Demokrat memastikan Boediono sebagai calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampingi SBY pada pemilihan presiden (pilpres) 2009 mendatang, sejumlah partai yang tadinya mendukung Demokrat membentuk Poros Alternatif yang terdiri dari PAN, PPP, PKS.

Namun ia menyatakan PDIP akan membuka lebar "pintu" kepada siapa saja untuk bergabung.

Pramono juga menjelaskan bahwa PDIP hari ini melakukan banyak pertemuan dengan beberapa partai politik yang bersifat tertutup untuk mengerucutkan beberapa segmen yang terpisah-pisah.

"Paling lama tanggal 15, posisi kita sudah jelas," kata pria kelahiran Kediri tersebut.

Pernyataan Pramono yang tidak ingin terlibat dengan keputusan partai-partai dari koalisi Demokrat tersebut didukung oleh Tjahjo Kumolo yang datang sekitar satu jam sebelumnya di kediaman Megawati tersebut.

" Itu masalah masing-masing partai dengan Demokrat, kami tidak ingin memasuki permasalahan dengan masing-masing partai politik," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009