Jakarta (ANTARA News) - Kineforum yang dikelola oleh Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) pekan ini menyajikan pemutaran film-film karya produsen film komedi kawakan dari Itali, Massimo Troisi.

"Penayangan film yang ditulis, dimainkan dan disutradarai oleh Masimo Troisi ini sudah mulai sejak Selasa (12/5) hingga Minggu (17/5)," kata Publikasi Kineforum, Petrus Sitepu, di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Rabu.

Penayangan film komedian Masimo yang pernah mendapatkan penghargaan dari Itali dan Academy Award dari AS ini ada beberapa macam, antara lain filmnya berjudul Scusate II Ritardo (1983), Ricomincio da Tre (1981), Non ci Resta Piangere (1985), Le Vie del Signore Sono Infinite (1985) dan Pensavo Fosse Amore e Invece Era un alesse (1991).

Ia mengatakan, film-film yang akan diputar di TIM tanpa dipungut biaya itu merupakan film komedi bercampur drama.

"Film-film yang diputar cukup terkenal, terutama bagi penonton yang sudah mengenal karya Masimo Troisi dan mengetahui budaya Itali. Mudahan-mudahan jumlah penonton di Kineforum meningkat pada bulan Mei ini," katanya.

Kineforum adalah bioskop pertama di Jakarta yang menawarkan ragam program yang meliputi film klasik Indonesia dan karya pembuat film kontemporer. Ruang ini diadakan sebagai tanggapan terhadap ketiadaan bioskop non-komersial di Jakarta dan kebutuhan pertukaran kebudayaan melalui karya audio-visual.

Selain menayangkan film tersebut, Kineforum juga menayangkan film dokumenter tentang politik (Cinema Politica) dengan judul The Arts of Resistance, yang disutradarai oleh Alexander Guite (pemenang Academy Award 2008) dan Made in LA, yang disutrdarai oleh Almudena Carracedo.

Selain itu, ada film berjudul Good Bye Lenin, yang disutradari oleh Wolfgang Becker dan mendapatkan penghargaan Golden Bear, Berlin International Film Festival 2003 untuk sutradara terbaik dan pemenang penghargaan Cesar 2004, Uni Eropa, untuk film terbaik Uni Eropa.

"Masih banyak lagi film yang akan diputar pada Mei 2009 ini," katanya.

Menurut Petrus, pemutaran film yang ditayangkan di TIM dengan tiga sesi pemutaran film itu cukup banyak penontonnya, bahkan per harinya jumlah penonton bisa mencapai 90 orang, yang terdiri dari mahasiswa, pegawai/karyawan dan pelajar.  (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009