Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik dari Universitas Indonesia Prof Iberamsjah mengatakan, Partai Demokrat, PKS, PAN, serta PPP akan kesulitan mencari titik temu terkait calon wakil presiden karena masing-masing mempunyai kepentingan berbeda.

"Sulit dicarikan titik temu di antara Partai Demokrat dan partai anggota koalisi tersebut karena Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) maunya tetap Boediono, sementara yang lain tidak," katanya di Jakarta, Rabu.

Yang terjadi, lanjut guru besar ilmu politik itu, justru martabat ketiga partai itu sekarang dipertaruhkan karena masing-masing terlanjur menyampaikan ancaman akan menarik diri.

Dikatakannya, jika mereka benar-benar ingin martabatnya tetap tinggi, maka mereka harus memisahkan diri dari koalisi Partai Demokrat dan mencoba hal lain.

"Jika ternyata mereka pada akhirnya menerima juga Boediono, maka ancaman itu pasti dipandang masyarakat sebagai gertakan untuk memperoleh kekuasaan saja," kata direktur operasional Puskapol UI itu.


PKS tak relevan

Menurut dia, alasan yang diberikan PKS bahwa harus ada unsur nasionalis dan Islam dalam puncak kekuasaan tidak relevan.

"Ridak relevan membawa-bawa Islam dalam hal ini. Sekarang ini PKS sedang menjual Islam untuk kepentingan-kepentingan politik mereka, karena toh selama ini kiprah mereka juga tidak islami semuanya," katanya.

Jika meyakini pasangan nasionalis-Islam lebih baik dan akan dipilih rakyat, lanjutnya, sebaiknya PKS mencari partner koalisi nasionalis lainnya untuk disandingkan dengan tokoh PKS.

"PKS bisa mencari calon nasionalis lainnya seperti Megawati atau Prabowo," katanya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009