Jakarta (ANTARA News) - Sekjen PKS Anis Matta mengungkapkan, PKS telah menyiapkan sejumlah langkah alternatif berkoalisi apabila komunikasi dengan kubu SBY masih deadlock hingga Jumat esok, termasuk membentuk blok koalisi baru.

Kepada pers di ruang Fraksi PKS DPR Jakarta, Kamis, Anis mengatakan bahwa untuk saat ini partainya memang masih memprioritaskan penyelesaian masalah dengan kubu Susilo Bambang Yudhoyono.

"Namun seandainya persoalan tetap buntu hingga batas toleransi kita terlewati, PKS segera mengambil langkah yang telah disiapkan saat ini," ujarnya.

Ditanya mengenai langkah-langkah alternatif yang telah dipersiapkan PKS, Anis mengatakan hal itu segera akan diketahui dalam satu atau dua hari mendatang.

Namun demikian, Anis mengungkapkan, PKS telah melakukan komunikasi politik yang intensif dengan kubu-kubu lain seperti dengan kubu Megawati dan Gerindra ataupun pihak Jusuf Kalla-Wiranto.

Anis menyatakan PKS tidak mengesampingkan ide membentuk blok baru dengan partai-partai lain atau beralih dukungan kepada pasangan Kalla-Wiranto (JK-WIN).

"Kita respect (hormat) pada JK karena ternyata dia konsisten untuk maju sebagai capres, walaupun berdasarkan survei-survei selama ini dia disebut underdog," ujarnya.

Ditempat sama, Ketua Fraksi PKS DPR Mahfudz Siddiq mengatakan, persoalan utama antara PKS dengan kubu SBY ini bukan pada sosok Boediono sebagai cawapres terpilih, melainkan pola komunikasi yang hendak dibangun.

Sejak awal, ujarnya, Yudhoyono selalu menggembargemborkan partnership (kemitraan) dan kebersamaan diantara parpol-parpol pendukungnya, namun Yudhoyono pula yang melanggar komitmennya itu dengan mengambil keputusan-keputusan strategis secara sepihak.

Mahfudz mengkritik kubu Yudhoyono karena memiliki cara menyampaikan keputusan penting kepada partai-partai pendukung koalisi yang dinilainya kurang pada tempatnya.

"Masa hanya orang-orang utusan saja yang menyampaikan satu keputusan penting kepada ketua umum-ketua umum partai," ujarnya.

Pada bagian lain Mahfudz mengatakan, keputusan-keputusan yang nantinya akan diambil PKS bersifat independen dan tidak terpengaruh oleh sikap partai-partai lainnya. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009