Jakarta (ANTARA News) - Seakan mau mengenang awal karier militernya yang banyak bertempat di wilayah Bandung, Susilo Bambang Yudhoyono mendeklarasikan pencalonannya sebagai calon presiden untuk pilpres Juli mendatang di Lapangan Sabuga Bandung, Jumat malam.

Dalam deklarasinya, Yudhoyono mengatakan Bandung adalah kota bersejarah yang paling tepat untuk mengukir sejarah baru kepemimpinan negeri ini.

Dengan maju kembali sebagai calon presiden, Yudhoyono bertekad untuk menyelesaikan dan mempertahankan capaian dan tugas yang telah dikerjakannya dalam lima tahun ini sehingga bisa menjadi landasan yang kokoh untuk membawa Indonesia lebih maju lagi.

Yudhoyono yang pada lima tahun lalu maju sebagai capres bersama dengan cawapres Jusuf Kalla, kini menggandeng Gubernur Bank Indonesia Boediono untuk menjadi cawapresnya.

Yudhoyono yang lahir pada 9 September 1949 di Pacitan, Jawa Timur sebelum berkarir politik sebagai menteri dan menjadi presiden pada tahun 2004 adalah seorang jenderal bintang empat yang merupakan lulusan terbaik Akademi Militer pada tahun 1973.

Setelah melanjutkan studi militernya di berbagai negara, karir perwira militer Yudhoyono dimulai di Bandung ketika ia mengikuti kursus komandan batalyon pada tahun 1985 dan mengikuti pendidikan di Sekolah Staf dan Komando TNI-AD (Seskoad) pada 1988 dan keluar sebagai lulusan terbaik Seskoad 1989. Yudhoyono pun sempat menjadi Dosen Seskoad pada 1989-1992.

Karir militernya terus melesat, dan meraih pangkat Jenderal TNI pada tahun 2000. Pangkat itu didapatnya setelah berbagai tugas militer yang diembannya seperti menjadi Komandan Brigade Infanteri Lintas Udara 17 Kostrad, Panglima Kodam II Sriwijaya dan Kepala Staf Teritorial TNI.

Selain di dalam negeri, beliau juga bertugas pada misi-misi luar negeri, seperti ketika menjadi Commander of United Nations Military Observers dan Komandan Kontingen Indonesia di Bosnia Herzegovina pada 1995-1996.

Sementara, langkah karir politiknya dimulai tanggal 27 Januari 2000, saat memutuskan untuk pensiun lebih dini dari militer ketika dipercaya menjabat sebagai Menteri Pertambangan dan Energi pada pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid.

Tak lama kemudian, SBY pun terpaksa meninggalkan posisinya sebagai Mentamben karena Gus Dur memintanya menjabat Menkopolsoskam.

Kemudian pada tanggal 10 Agustus 2001, Presiden Megawati mempercayai dan melantiknya menjadi Menko Polkam Kabinet Gotong-Royong.

Tetapi pada 11 Maret 2004, beliau memilih mengundurkan diri dari jabatan Menko Polkam. Langkah pengunduran diri ini membuatnya lebih leluasa menjalankan hak politik yang mengantarnya ke kursi puncak kepemimpinan nasional sebagai presiden.

Presiden Yudhoyono, seperti banyak rakyat memanggilnya, adalah seorang ilmuwan teruji, beliau meraih gelar Master in Management dari Webster University, Amerika Serikat tahun 1991.

Lanjutan studinya berlangsung di Institut Pertanian Bogor dan meraih gelar doktor ekonomi pertanian pada tahun 2004. Setelah menjadi presiden, pada 2005, beliau memperoleh anugerah dua Doctor Honoris Causa, masing-masing dari almamaternya Webster University untuk ilmu hukum, dan dari Thammasat University di Thailand ilmu politik.

Selama menjadi Presiden, sejumlah kemajuan memang telah dirasakan seperti stabilitas di bidang ekonomi, sosial, keamanan dan politik serta meningkatnya peran Indonesia di kancah internasional.

Pemberantasan korupsi yang gencar dilakukan merupakan komitmennya untuk menjadikan Indonesia yang lebih baik dan lebih adil bagi masyarakatnya.

Berbekal sejumlah keberhasilan dan kemajuan yang diraih selama menjadi presiden, bukan tidak mungkin rakyat kembali memilihnya menjadi presiden pada periode 2009 - 2014.(*)

Oleh
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009