Jakarta (ANTARA News) - Volume ekspor ban mobil nasional sepanjang kuartal pertama 2009 (Januari-Maret) turun hingga 28 persen karena berkurangnya permintaan akibat krisis global, demikian Ketua Asosiasi Produsen Ban Indonesia (APBI) Aziz Pane di Jakarta, Sabtu.

Aziz melanjutkan, berdasarkan data APBI, volume ekspor di pasar internasional terkoreksi dari 7,8 juta unit pada kuartal pertama 2008 menjadi 5,6 juta unit tahun 2009.

"Penurunan tersebut akibat turunnya permintaan ban dari negara asing akibat krisis keuangan global," katanya.

Menurut Aziz, penurunan ekspor ban di pasar internasional sebetulnya sudah mulai terasa pada awal tahun 2008 meski masih dibawah 10 persen, namun pada awal 2009, penurunan ini semakin besar sehingga pada kuartal I melesak mencapai 28 persen.

Sementara itu, penjualan ban mobil di sejumlah toko yang menyediakan berbagai jenis aksesoris kendaraan roda empat di Jakarta turun 20-30 persen sejak beberapa bulan terakhir ini.

Salah seorang pedagang ban mobil di Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Roesly P. Pakpahan, mengungkapkan bahwa penurunan penjualan itu terjadi  akibat rendahya daya beli masyarakat.

"Sejak krisis keuangan global, penurunan konsumen mulai terasa," katanya.

Menurut Roesly, banyak pemilik kendaraan roda empat mulai mengurangi pemakaian kendaraan pribadinya untuk berpergian jauh khususnya warga Depok, Tangerang dan Bekasi yang biasa berpergian ke Jakarta.

"Mereka lebih memilih kendaraan umum ketimbang kendaraan pribadi karena biaya perawatan mobil itu mahal," katanya.

Berkurangnya penggunaan kendaraan roda empat mengakibatkan kondisi ban yang menurut aturan harus dipakai selama 1,5 tahun, kini molor menjadi empat tahun. (*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009