Dhaka (ANTARA News/AFP) - Polisi Bangladesh Senin mengatakan bahwa mereka telah menahan sekitar 600 tentara dari pos-pos perbatasan di seluruh negara itu karena terlibat pemberontakan tiga bulan lalu yang puluhan perwira dibunuh.

Pemberontakan itu menimbulkan kekuatiran bagi pemerintah sipil yang baru terpilih pimpinan PM Sheikh Hasina, yang berkuasa setelah dua tahun pemerintah dukungan militer di negara Asia Selatan itu.

Sekitar 2.000 penjaga perbatasan kini ditahan karena terlibat pemberontakan 33 jam, yang di mulai di barak-barak ibukota Dhaka dan menyebar ke seluruh negara itu.

Di distrik Cox`s Bazar saja, 206 penjaga perbatasan ditangkap dari pos-pos perbatasan mereka," kata kepala polisi distrik itu Motiur Rahman Sheikh kepada AFP.

"Mereka dituduh berkhianat dan dijebloskan ke penjara."

Sekitar 500 tentara lainnya ditangkap di 10 distrik lainnya, kata komandan polisi di daerah-daerah ini kepada AFP.

Hasil pemeriksaan pemerintah dan satu penyelidikan terpisah yang dilakukan militer menyangkut pemberontakan itu belum diumumkan.

Tujuh puluh empat orang termasuk 57 perwira senior angkatan darat tewas dalam pemberontakan itu.

Duapuluh penjaga perbatasan yang terlibat pemberontakan itu meninggal dalam tahanan, kata militer, yang membuat kelompok-kelompok hak asasi manusia menuntut dilakukan penyelidikan apakah mereka akibat penyiksaan.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009