Bandung (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan mendistribusikan pembangkit listrik tenaga surya atau solar-cell untuk pemenuhan energi bagi masyarakat adat di Kampung Naga Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya.

"Kami coba untuk memenuhi kebutuhan energi mereka dengan solarcell sebagai solusi dari konversi minyak tanah ke gas," kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Barat, H Herdiwan di Bandung, Rabu.

Langkah tersebut merupakan solusi pemenuhan energi sekitar 121 kepala keluarga di Kampung Naga yang saat ini menutup diri bagi wisatawan sebagai protes dihentikannya distribusi minyak tanah di wilayah itu.

Selama ini masyarakat kampung naga menggunakan minyak tanah sebagai energi utamanya untuk memasak dan penerangan pada malam hari.

Warga Kampung Naga sendiri menolak pasokan listrik dari PLN karena menganggap masuknya instalasi ke kampung itu akan mengganggu dan mereka anggap tabu.

Namun dengan solarcell yang dipasang di atap rumah masing-masing diharapkan bisa diterima oleh warga kampung naga. Selain itu akan diupayakan dengan menggunakan biogas yang diambil dari alam.

"Kami akan coba membahasnya dengan mereka (warga), ditutupnya wisata Kampung Naga merupakan kerugian besar karena menyangkut citra pariwisata," kata Herdiwan.

Pasca program konversi minyak tanah disusul dengan penarikan pasokan minyak tanah dari kawasan itu, mengakibatkan warga Kampung Naga merasa tak diperhatikan oleh pemerintah.

Padahal selama ini mereka tergantung kepada minyak tanah sebagai sumber energi mereka.

"Kami akan tangani masalah ini bersinergis dengan Bakorwil Priangan dan Pemkab Tasikmalaya. Kita akan fasilitasi agar program solar-cell untuk mereka bisa terealisasikan," kata Herdiwan.

Ia menyebutkan, anggaran untuk solar-cell atau pembangkit listrik tenaga surya itu tidak terlalu besar. Satu unit solar-cell sekitar Rp4 juta.

"Jumlah rumah yang akan menjadi target program ini sebanyak 121 unit," kata Herdiwan. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009