Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi Pertahanan DPR RI Dr Yuddy Chrisnandi menyatakan, peristiwa jatuhnya pesawat Hercules TNI AU di Desa Geplak, Magetan, Jawa Timur tadi pagi merupakan konsekuensi dari penggunaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) tua.

"Kita prihatin, jatuhnya pesawat hercules adalah musibah yang bila dirunut sebagai konsekuensi menggunakan Alutsista udara yang sudah berumur tua serta ketidakcukupan biaya perawatan." ketika dihubungi melalui telepon, Selasa.

Menurut Yuddy, ada tiga hal yang menjadi faktor peristiwa jatuhnya Hercules C-103, pertama umur Alutsista sudah tua, minimnya anggaran perawatan, dan ketiga adanya kemungkinan suku cadang pesawat yang dikanibal.

Menurut Yuddy, minimnya anggaran pertahanan, menyebabkan TNI tidak bisa memiliki peralatan perang, termasuk pesawat angkut baru apalagi modern, yang dapat meminimalisir terjadinya resiko kecelakaan.

"Bahkan,TNI juga tidak memiliki anggaran perawatan Alutsista yang memadai untuk menjaga kontinuitas keamanan pengoperasian alat-alat pertahanannya," tambah anggota komisi I DPR RI.

Anggaran pemerintah untuk pertahanan, ke depan seharusnya bisa 75 persen dari kebutuhan minimalnya, sehingga risiko kecelakaan dalam penggunaan Alutsista bisa diminimalisasi dan kesejahteraan prajurit TNI ditingkatkan.

Menurut Yuddy, anggaran yang diperlukan untuk pertahanan sebesar 174 triliun rupiah, sementara itu minimum esensial requirement budget yang pernah diajukan sebesar 76 triliun rupiah.

Namun karena negara tidak memiliki anggaran sebesar itu, maka hanya mampu menganggarkan Rp35 triliun dan menurut Yuddy itu sangat minim.

"Anggaran TNI yang hingga saat ini baru dapat dipenuhi Negara sekitar 45 persen dari kebutuhan minimal adalah cermin ketidakberpihakan politik," kata Yuddy.

Ia juga menghimbau agar politik anggaran pemerintah seharusnya pro pertahanan, demi mencegah terulangnya kecelakaan seperti ini.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009