Islamabad (ANTARA News/AFP) - Militer Pakistan hari Rabu mengklaim telah menguasai sebuah kota kecil markas Taliban di daerah Buner di wilayah baratlaut negara itu selama operasi yang dikabarkan menewaskan 80 militan.

"Pasukan keamanan menguasai Sultanwas kemarin malam setelah bentrokan-bentrokan sengit. Menurut laporan 80 militan tewas," kata militer dalam sebuah pernyataan.

Pasukan pemerintah memerangi gerilyawan Taliban di sekitar Sultanwas, sebuah kota kecil di Buner yang selama beberapa waktu dikuasai Taliban.

Seorang pejabat pemerintah mengatakan bahwa ke-80 militan itu tewas pada Selasa.

Konfirmasi mengenai angka-angka kematian tidak bisa diperoleh secara independen. Dengan kematian terakhir itu, jumlah militan yang tewas mencapai lebih dari 1.100 sejak ofensif diluncurkan akhir bulan lalu.

Militer juga mengatakan, enam kendaraan milik militan dan dan tujuh bom rakitan dihancurkan selama operasi itu.

Menteri Dalam Negeri Pakistan Rehman Malik mengatakan, Minggu, operasi militer di Buner yang diluncurkan pada 28 April telah mencapai titik akhir. Sejak itu, saksi mata melaporkan pemboman hebat dan serangan udara di distrik tersebut.

Dalam 24 jam terakhir, militer menyatakan, seorang prajurit tewas dan sembilan lain cedera di Lembah Swat, yang terletak berdekatan dengan Buner.

Dengan kematian terakhir itu, jumlah prajurit yang dilaporkan tewas oleh militer mencapai sekitar 54 sejak onfesif itu diluncurkan bulan lalu.

Swat, daerah dengan pemandangan indah yang dulu tempat tujuan wisata namun kini menjadi markas Taliban, dilanda pertempuran dalam beberapa waktu terakhir ini.

Perjanjian yang kontroversial antara pemerintah dan ulama garis keras pro-Taliban untuk memberlakukan hukum Islam di sebuah kawasan di Pakistan baratlaut yang berpenduduk tiga juta orang seharusnya mengakhiri pemberontakan Taliban yang telah berlangsung hampir dua tahun.

Perdana Menteri Yousuf Raza Gilani telah mendesak rakyat Pakistan bersatu melawan kelompok ekstrim, yang menurutnya mengancam kedaulatan negara itu dan yang melanggar perjanjian perdamaian tersebut dengan melancarkan serangan-serangan.

Jumlah orang yang terpaksa pergi menyelamatkan diri dari pertempuran di Pakistan baratlaut sejak Agustus 2008 telah melampui dua juta, kata badan pengungsi PBB.

Jumlah itu mencakup 1,45 juta orang yang tercatat sebagai pengungsi selama ofensif militer Pakistan terhadap militan sejak 2 Mei, dan 553.916 orang lagi yang menyelamatkan diri dari pertempuran, kata badan pengungsi PBB dalam sebuah pernyataan.

Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.

Pemimpin Al-Qaeda di Pakistan dan deputinya tewas pada 1 Januari dalam serangan udara yang diduga dilakukan pesawat tak berawak AS di Waziristan Selatan, menurut sejumlah pejabat keamanan setempat.

Para pejabat yakin bahwa Usama al-Kini, yang disebut-sebut sebagai pemimpin operasi Al-Qaeda di Pakistan, mendalangi serangan bom truk terhadap Hotel Marriott di Islamabad pada September lalu, dan memiliki hubungan dengan serangan-serangan bom pada 1998 terhadap Kedutaan Besar AS di Afrika.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan Pakistan digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas pemberontak terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Pakistan menempatkan sekitar 120.000 prajurit di sepanjang perbatasan itu dan menekankan bahwa tanggung jawab menghentikan penyusupan juga bergantung pada pasukan keamanan yang berada di Afghanistan.

Menurut militer Pakistan, lebih dari 1.500 militan tewas sejak mereka melancarkan ofensif di Bajaur pada awal Agustus, termasuk komandan operasional Al-Qaeda di kawasan itu, Abu Saeed Al-Masri yang berkebangsaan Mesir.

Daerah itu juga dihantam serangan rudal yang hampir mengenai Ayman al-Zawahiri, orang kedua Osama bin Laden, pada Januari 2006.

Terdapat sekitar 70.000 pengungsi Afghanistan di Bajaur, yang tinggal di sana sejak akhir 1970-an setelah mereka melarikan diri dari invasi Uni Sovyet ke Afghanistan.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009