Beirut (ANTARA News/AFP) - Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden, pejabat paling senior AS yang mengunjungi Lebanon dalam 26 tahun, menyatakan dukungannya pada kedaulatan Lebanon, Jumat, dan membantah melakukan usaha untuk mempengaruhi pemilu yang mungkin menggeserkan satu koalisi dukungan Barat.

Rakyat Lebanon akan memberikan suara 7 Juni dalam satu pemilu yang akan mempertarungkan satu aliansi termasuk Hezbullah -- satu kelompok Syiah dukungan Suriah dan Iran yang diklasifikasikan Washington sebagai teroris -- melawan satu koalisi anti Suriah yang kini menguasai mayoritas di parlemen.

Biden mengatakan ia berada di Lebanon untuk menunjukkan dukungan AS pada kedaulatan dan institusi-institusi negara itu dan menambahkan bahwa Lebanon sendiri lah yang harus memilih para pemimpin mereka.

"Saya datang ke sini tidak untuk mendukung partai manapun," katanya kepada wartawan setelah berembuk dengan Presiden Michel Suleiman.

Wakil Presiden AS itu mengatakan AS mendukung perdamaian yang luas di Timur Tengah, termasuk Lebanon.

"Saya mendesak mereka yang merasa bekerjasama dengan para perusak perdamaian jangan mengabaikan kesempatan ini untuk menjauhi para perusak itu," tambah Biden.

Hizbullah mengecam kunjungan Biden, menyusul lawatan Menlu AS Hillary Clinton April sebagai campur tangan di Lebanon dan mengecam dukungan AS terhadap Israel, musuh bebuyutannya.

"Kepentingan tinggi AS di Lebanon menimbulkan kecurigaan besar karena alasan riil dibelakangnya, terutama sejak hal itu menjadi satu intervensi nyata dan terinci dalam urusan-urusan Lebanon," kata Hizbullah dalam sebuah pernyataan.

Biden, yang telah mengunjungi Serbia dan Kosovo awal pekan ini, juga menurut rencana akan bertemu dengan PM Fouad Siniora dan Ketua Parlemen Nabih Berri sebelum bergabung Menteri Pertahanan Elias al Murr untuk satu pengumuman mengenai bantuan militer AS kepada Lebanon.

Sejak perang tahun 2006 antara Hizbullah dan Israel, AS memperluas bantuan militernya kepada Lebanon untuk memperkuat angkatan bersenjatanya guna mengimbangi Hizbullah, satu-satunya faksi Lebanon yang tetap bersenjata setelah perang saudara tahun 1975-1990.

Bantuan militer AS untuk Lebanon sejak tahun 2006 lebih dari 400 juta dolar. Pengiriman senjata yang direncanakan itu termasuk artileri, tank dan pesawat serta senjata-senjata ringan, amunisi dan kendaraan.

Kunjungan Biden adalah pertama kali oleh seorang wakil presiden AS ke Lebanon sejak tahun 1983, tahun di mana para pembom bunuh diri Syiah menyerang kedubes AS dan markasbesar Marinir, dan pejabat paling senior AS berkunjung sejak saat itu, kata seorang pejabat kedubes AS.

Hizbullah, yang didirikan untuk memerangi pendudukan Israel atas Lebanon setelah invasi tahun 1982, sejak itu memasuki politik domestik untuk menjamin legitimasi sebagai satu kelompok perlawanan besenjata.

Saad al Hariri yang memimpin koalisi dukungan AS dan Arab Saudi menang dalam pemilu tahun 2005, yang diselenggarakan segera setelah kecaman atas pembunuhan ayah Saad mantan PM Rafik Hariri yang memaksa Suriah mengakhiri kehadiran militernya 29 tahun di Lebanon.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009