Teheran (ANTARA News) - Mantan pemimpin garda revolusioner Iran Mohsen Rezai, Minggu, memperingatkan bahwa Israel bisa dihentikan dengan "satu serangan" dan berkata bahwa Israel tidak akan berani mengancam Republik Islam itu jika ia terpilih sebagai presiden.

"Pemerintahan (yang) saya (pimpin) ...tahu Rudal dan tank sebaik kebijakan luar negeri dan mengetahui dengan pasti dimana titik-titik sensitif Israel. Itu dapat menghentikan mereka selamanya dengan satu serangan," kata Rezai dalam sebuah konferensi pers.

"Jika pemerintahan kami pegang, Israel tidak akan berani mengancam Iran karena masyarakat Israel dan Amerika sudah tahu  kami dan teman-teman kami," kata Rezai, yang saat ini merupakan satu dari tiga kandidat yang menantang Presiden Mahmoud Ahmadinejad pada pemilihan presiden 12 Juni mendatang.

"Kehadiran kami di pemerintahan akan berfungsi sebagai penghalang ancaman," kata veteran konservatif yang memimpin kelompok pasukan elit selama 16 tahun hingga 1997, termasuk dalam perang Iran dan Irak pada era 1980an.

Pendapatnya muncul setelah sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Universitas Tel Aviv menunjukkan bahwa satu dari dua warga Israel mendukung serangan segera pada fasilitas nuklir Iran.

Israel dan Washington menuduh Iran mencoba mengembangkan persenjataan nuklir dengan menyamarkannya sebagai program nuklir sipil, sebuah tuduhan yang berkali-kali disangkal oleh Teheran.

Israel, yang secara luas dikenal sebagai satu-satunya negara di Timur Tengah yang tidak jujur mengakui kepemilikan persenjataan nuklirnya, mempertimbangkan Iran sebagai salah satu musuh utamanya setelah sikap garis keras yang diadopsi oleh Ahmadinejad yang mengatakan bahwa negara yahudi itu ditakdirkan "dihapus dari peta".

Rezai telah melakukan kritik keras terhadap presiden garis keras itu, dengan menuduh dia membawa Iran ke tepi "jurang".(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009