Surabaya (ANTARA News) - Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Untung Surapati-872  mengusir kapal perang Malaysia yang memasuki wilayah RI di perairan Nunukan, Kalimantan Timur.

Kepala Dinas Penerangan Komando Armada Timur (Koarmatim), Letkol Laut Toni Syaiful, di Surabaya, Selasa, mengungkapkan, sempat terjadi adu argumentasi antara Komandan KRI Untung Surapati, Mayor Laut (P) Salim dengan komandan kapal perang Malaysia.

"Setelah dijelaskan, bahwa kapal perang tersebut melanggar UNCLOS 82 tentang batas wilayah, baru kemudian komandan KD YU-3508 diam dan selanjutnya kapal bergerak berputar haluan meninggalkan tempat sampai batas terluar perairan NKRI," katanya.

Peristiwa itu terjadi Senin (25/5) menjelang fajar menyingsing. KRI Untung Surapati yang sedang melaksanakan operasi pengamanan perairan Ambalat, dikejutkan dengan kehadiran kapal perang Malaysia KD YU-3508 yang berada pada posisi 04.03.00 U/118.01.70 T (sekitar perairan Nunukan, Kaltim) dengan baringan 135.

Jarak kontak antarkedua kapal 8 mil laut, dan haluan 130 dengan kecepatan kapal perang Malaysia 16 knot.

Mengetahui hal itu, KRI Untung Surapati langsung membayangi kapal perang Malaysia jenis Fast Patrol Boat (FPB) buatan tahun 1976 berbobot 244 ton itu dengan memberikan peringatan melalui radio komunikasi.

"Komandan kapal perang Malaysia itu menjawab akan berlayar menuju Tawao. Mendengar jawaban yang tidak memuaskan tersebut, Mayor Laut (P) Salim segera memerintahkan ABK (anak buah kapal) untuk melaksanakan peran tempur bahaya permukaan guna mengusir kapal perang Malaysia yang telah memasuki wilayah NKRI sejauh 12 mil laut," kata Toni.

Sesaat kemudian, kapal perang Malaysia dengan panjang 44,9 meter, lebar 7 meter dan bersenjatakan meriam Bofors 57 x 40 milimeter dengan 36 personel tersebut bergerak menjauh.

Kapal tersebut tidak menuju arah Tawao, melainkan mengubah haluan menuju timur yang masih berada di dalam wilayah NKRI.

"Setelah KRI Untung Surapati melaksanakan pengusiran yang kedua, kapal perang Malaysia itu meninggalkan wilayah NKRI," kata Toni.

Sehari sebelumnya, Minggu (24/5), KRI Untung Surapati-872 bersama-sama dengan KRI Hasanuddin-366 juga telah mengusir kapal perang Malaysia KD Baung-3509 dari perairan wilayah NKRI.

"Pada hari itu juga, kedua KRI juga berhasil mendeteksi sebuah helikopter Malaysian Maritime Enforcement Agency dan pesawat Beechraft yang terbang memasuki wilayah udara NKRI sejauh 40 mil laut," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009