Jakarta (ANTARA News) - Ekonom Raden Pardede berpendapat bahwa paham marxisme dan neoliberalisme (neolib) sudah hilang pada tahun 1990-an.

"Marxisme dan Neolib sudah hilang pada 1990-an, semua menyadari peran pemerintah diperlukan untuk menciptakan kesejahteraan," kata Raden Pardede di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, krisis yang terjadi membuktikan bahwa sistem ekonomi pasar telah gagal, karena tidak efisien sehingga diperlukan regulasi.

"Setiap negara akan punya ciri masing-masing, model ekonomi setiap negara tidak akan sama," katanya.

Menurut dia, peran pemerintah tetap diperlukan tapi kreativitas dan inovasi tetap dikembangkan.

Raden juga mengatakan bahwa pasar modal dan pasar sektor riil tidak perlu dipertentangkan karena masing-masing memiliki fungsi yang berbeda.

"Aksi spekulasi bukan monopoli pasar modal saja. Yang penting, apa respons terhadap spekulasi. Harus ada regulasi, spekulasi harus diredam dengan aturan," katanya.

Sementara itu menanggapi kepemilikan asing terhadap badan usaha yang semula BUMN, ekonom M Chatib Basri mengatakan, isu terpenting dari privatisasi adalah bagaimana mengubah struktur pasar sehingga servis dan harga menjadi lebih baik bagi masyarakat.

"Kalau mengubah monopoli pemerintah jadi monopoli swasta, itu tidak ada gunanya karena harga tidak akan turun, service tidak akan baik," katanya.

Ia mencontohkan, pada masa lalu orang dengan pendapatan rendah tidak bisa naik pesawat. Dengan mengubah struktur pasar maka hal itu bisa dilakukan.

Menurut dia, mengubah struktur pasar juga harus dilihat kasus per kasus. Dicontohkan, tidak mungkin berharap penerbangan swasta masuk ke daerah-daerah terpencil sehingga intervensi negara/pemerintah tetap dibutuhkan.

Chatib juga mengatakan bahwa tidak ada kebijakan ekonomi yang bebas nilai karena pasti akan ada kepentingan pihak-pihak tertentu.

"Makanya syarat utama dari intervensi pemerintah adalah pemerintahan yang bersih dan kompeten," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009