Parepare  (ANTARA News) - Nakhoda KM Teratai Prima Ibnu Sabir bersama lima anak buah kapal (ABK) yang selamat dalam musiba kecelakaan laut di perairan Majene kini menjalani pemeriksaan intensif di Markas Kepolisian Wilayah (Mapolwil) Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Pemeriksaan Ibnu Sabir dan ABK lainnya dilakukan tim penyidik Polri untuk mengungkap musibah tenggelamnnya KM Teratai Prima dalamn pelayaran dari pelabuhan Nusantara Cappa Ujung Parepare menuju Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim).

Kapolwil Parapare, Kombes Pol Ruslan Nicolas, membenarkan bahwa tim penyidik tengah melakukan pemeriksaan terhadap Ibnu Sabir dan tiga AKB lainnya yang dinilai paling bertanggungjawab dalam musibah kecelakaan laut tersebut.

Sementara itu, Penanggungjawan Posko Penanganan korban KM Teratai Prima, Thomas Luter Biuk, mengatakan bahwa dari 17 orang ABK, baru enam orang yang ditemukan selamat, sementara 11 orang lainnya belum diketahui nasibnya.

Selain Ibnu Sabir, lima ABK yang selamat dan saat ini berada di Mapolwil Parapere yakni Ahmad, Allan, Oppa, Najamuddin dan M Yusuf. Mereka ditemukan oleh Tim SAR dan dievakuasi ke Posko sebelum diserahkan ke Mapolwil Parapare untuk menjalani pemeriksaan.

Karena ketatnya menjagaan di Mapolwil Parepare, sehingga wartawan dari berbagai media tidak diperkenangkan menemui Ibnu Sabir dan lima ABK yang selamat tersebut untuk mendapatkan keterangan.

Sebelumnya, Kapolda Sulselbar Irjen Pol Sisno Adiwinoto ketika berkunjung ke Posko Cappa Ujung minta agar pemeriksaan terhadap ABK KM Teratai Prima diintensifkan guna mengungkap paristiwa karamnya kapal tersebut.

Harapan serupa juga disampaikan oleh Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpodihadapan keluarga penumpang saat mengunjungi Posko Cappa Ujung Parepara, Selasa.

Mereka yang bertanggungjawab dalam kecelakaan laut ini harus diberi sanksi sesuai hukum yang berlaku, tandas Syahrul dan sembari meminta agar keluarga korban tabah dan sabar menghadapi musibah sebagai takdir yang tak bisa dielakan.

"Saya minta tidak ada yang emosi apalagi main hakim sendiri, tetapi sabar dan ikhlas menerima musibah ini sebagai takdir yang telah ditentukan olah Allah SWT, "pinta Syahrul dihadapan ratusan keluarga korban yang memadati halaman kantor Adpel Parapare. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2009