Denpasar (ANTARA News) - Jenis ninuman yang telah merenggut 12 nyawa pemuda di Denpasar, Bali, diketahui oplosan yang terdiri atas unsur arak dicampur metanol dan etanol.

"Adanya dua unsur cairan kimia yang telah dicampurkan dengan arak tradisional Bali itu, akhirnya terungkap telah mengakibatkan belasan peninumnya tewas," kata Kepala Laboratorium Forensik (Labfor) Polri Cabang Denpasar, Kombes Pol Muhibin, di Denpasar, Rabu.

Dia mengatakan, dari hasil tes lewat Labfor, diketahui bahwa arak yang diminum belasan korban itu positif berkadar metanol dan etanol yang cukup tinggi.

"Untuk etanolnya sendiri sudah terungkap sebesar 8,8 persen, sementara kandungan metanolnya belum diketahui kadarnya secara pasti, karena masih dalam penelitian," katanya.

Ia mengungkapkan, tingginya kandungan metanol dan etanol yang dikosumsi, bisa mengakibatkan seseorang kejak-kejang kemudian mati, atau paling tidak membuat mata menjadi rabun, buta warna dan sebagainya.

Efek spiritus yang terdapat dalam cairan kimia itu sangat berbahaya bagi tubuh manusia.

"Sesunggunnya spiritus bukan untuk diminum, tapi proanalis untuk bahan penelitian," ucapnya menjelaskan.

Menurut dia, metanol di dalam tubuh akan beraksi, tergantung dari ketahanan tubuh. "Tapi kalau kadarnya tinggi, setahan-tahannya tubuh, ya ambruk juga," katanya.

Untuk mengungkap kasus kematian belasan pemuda peserta "pesta" ninuman tersebut, tim Labfor telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di Jalan Sutoyo 54A Denpasar.

Selain itu, anggota Labfor masih meneliti contoh urine, darah dan muntahan dari para korban.

"Kami juga meneliti botol-botol bekas yang sempat dipakai mencampur minuman yang mematikan itu untuk dapat mengetahui jenis kandungannya yang lebih seksama," ujar Kalabfor menjelaskan.

Sebanyak 12 orang tewas dan dua lainnya masih dalam perawatan intensif setelah mereka menggelar "pesta" minum arak oplosan di Jalan Sutoyo 45A Denpasar.

"Hingga kini sudah 12 orang yang meninggal dunia sejak `pesta` itu digelar akhir pekan lalu," kata Direktur Narkoba Polda Bali Kombes Pol Kokot Indarto.

Ia menyebutkan, dari keterangan yang berhasil dikumpulkan, terungkap bahwa belasan pemuda tersebut secara bersama-sama melakukan "pesta" nimun arak oplosan di rumah milik Gede Adiguna di Jalan Sutoyo Denpasar.

"Pesta" yang digelar pada hari Sabtu (23/5) lalu itu, membuat para pesertanya mabuk berat, bahkan beberapa di antaranya mereka pingsan di tempat kejadian.

Melihat itu, warga setempat segera melarikan kawanan pemuda tersebut ke RSUP Sanglah Denpasar, namun satu demi satu nyawanya tak berhasil diselamatkan.

"Hingga kini sudah 12 orang yang meninggal dunia, serta masih ada dua lainnya yang masih dalam peratawan intensif," kata Dirnarkoba menjelaskan.

Menurut keterangan beberapa saksi, cairan yang mereka teguk dalam "pesta" tersebut merupakan minuman oplosan yang terdiri atas dua liter arak tradisional Bali, dicampur dengan masing-masing satu botol cairan yang mereka sebut jus dan pepsi blue.

"Campurannya seperti itu, dan ada bagian yang sudah berhasil kami amankan," kata Kombes Indarto.

Mengenai pemasok barang cairan, Dirnarkoba mengatakan bahwa pihaknya masih harus melakukan penyelidikan lebih lanjut, sehingga belum dapat dijelaskan sekarang.

"Saya sudah perintahkan para kasat untuk melacak pemasok cairan yang kemudian dicampurkan menjadi menuman oplosan tersebut," katanya.

Sejauh ini pihak Polda Bali belum melakukan penahanan atas orang yang dianggap bertanggung jawab atas kejadian tersebut, sehubungan segalanya masih dalam pengusutan di lapangan. (*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009