Moskow (ANTARA News/AFP) - Rusia hari Rabu memanggil Duta Besar Korea Utara Kim Yong Jae dan mendesak negara itu kembali ke perundingan enam pihak mengenai perlucutan senjata nuklir, kata Kementerian Luar Negeri Rusia.

AS juga masih berharap Korea Utara kembali ke perundingan tersebut.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan, Rusia "mendesak dimulainya lagi perundingan enam pihak mengenai denuklirisasi semenanjung Korea dengan tujuan mencari penyelesaian politik diplomatik atas masalah keamanan di kawasan itu".

Proses perundingan enam pihak, yang mencakup China, kedua negara Korea, Jepang, Rusia dan AS, mengalami kebuntuan bulan lalu setelah Korea Utara menarik diri karena kecaman atas peluncuran roket yang dilakukannya.

Pada pertemuan Rabu dengan Duta Besar Korea Utara Kim Yong Jae, pihak Rusia "menyampaikan lagi kekhawatiran serius" atas pengujian nuklir bawah tanah oleh Pyongyang pada Senin, peluncuran rudal jarak dekatnya dan pernyataan negara itu untuk memulai lagi program nuklirnya.

"Ketegangan yang timbul di Asia timurlaut dari tindakan-tindakan ini bukan demi kepentingan satu negara di kawasan tersebut, dan langkah-langkah segera perlu diambil untuk meredakannya," kata Rusia dalam pernyataan itu.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mendesak resolusi tegas PBB untuk mengecam pengujian nuklir Korea Utara itu.

Meski demikian, ia menekankan bahwa ketegangan dengan negara itu hanya bisa diatasi melalui perundingan yang melibatkan banyak pihak, dan Korea Utara tidak seharusnya dihukum "hanya demi hukuman" itu sendiri.


AS pegang komitmen

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton menekankan bahwa AS tetap memegang komitmen untuk membela Korea Selatan dan Jepang di tengah ancaman yang berlanjut dari Korea Utara.

"Saya ingin menggarisbawahi komitmen yang selalu dipegang AS untuk membela Korea Selatan dan Jepang," kata Hillary.

"Itu merupakan bagian dari komitmen aliansi kami yang selalu kami lakukan dengan sangat sungguh-sungguh," tambahnya.

Dalam pernyataan yang disampaikan selama kujungan Menteri Luar Negeri Mesir Ahmed Abul Gheit, Hillary mengatakan bahwa AS masih berharap Korea Utara akan kembali ke perundingan perlucutan senjata nuklir banyak pihak.

Korea Utara menyatakan, Rabu, mereka membatalkan gencatan senjata yang mengakhiri perang Korea dan memperingatkan bahwa negara itu bisa melancarkan serangan militer terhadap Korea Selatan.

Kemarahan Korea Utara itu disulut oleh keputusan Korea Selatan untuk mengambil bagian dalam perjanjian Prakarsa Keamanan Proliferasi (PSI) internasional yang dipimpin AS, yang dibentuk setelah serangan-serangan 11 September untuk menghentikan perluasan senjata penghancur massal.

PSI, yang kini mencakup 95 negara, menetapkan aturan penghadangan kapal-kapal untuk memastikan bahwa mereka tidak membawa senjata penghancur massal atau komponen-komponen untuk membuat senjata tersebut.

Korea Selatan mengumumkan bergabung dengan perjanjian itu pada Selasa.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009