Ternate (ANTARA News) - Para pengunjung benteng Oranye di Ternate, Maluku Utara (Malut) menilai keberadaan pemukiman warga di dalam kawasan benteng Oranye merusak keindahan benteng itu.

"Benteng Oranye ini sangat indah dan bersejarah tapi sayang keindahannya itu dirusak oleh keberadaan pemukiman warga di kawasan benteng itu," ujar salah seorang pengunjung benteng Oranye, Kasim di Ternate, Kamis.

Benteng Oranye merupakan salah satu dari belasan benteng peninggalan penjajah di Ternate. Benteng yang terletak di pusat kota Ternate dibangun oleh Belanda pada abad ke-16 saat menjajah Ternate.

Menurut Kasim, keberadaan pemukiman warga di dalam kawasan benteng Oranye, termasuk kios-kios pedagang kaki lima yang berada di depan benteng itu, membuat benteng itu terlihat kumuh dan itu jelas sangat tidak baik untuk kepentingan wisata.

Oleh karena itu, Pemkot Ternate dan instansi terkait lainnya perlu segera menertibkan pemukiman warga dan kios-kios pedagang kaki lima di kawasan benteng tersebut agar benteng itu dapat terlihat sebagai peninggalan sejarah yang indah dan menarik bagi wisatawan.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Ternate, Arifin Umasangaji, mengatakan, Pemerintah Pusat telah mengalokasikan dana sebesar Rp2 miliar untuk pemugaran benteng Oranye. Pemugaran itu dihentikan sementara karena ada masalah teknis.

Pemkot Ternate sejak dulu telah memprogramkan pemindahan warga yang tinggal dalam kawasan benteng Oranye tersebut, namun bahkan Pemkot telah pula menyediakan lokasi untuk pemindahan mereka.

Namun, kata Arifin, pemindahan tersebut belum dapat dilaksanakan karena warga yang tinggal di dalam kawasan benteng itu adalah para pensiunan TNI dan Polri. Selain itu ada pula sejumlah fasilitas, seperti Rumah Sakit Bayangkara.

Pemkot telah melakukan koordinasi dengan pimpinan TNI dan Polri di Ternate untuk pemindahan para pensiunan TNI dan Polri tersebut, sementara untuk pemindahan fasilitas di dalamnya menunggu koordinasi dengan instansi vertikal di pusat.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009