Jakarta (ANTARA News) - Sentimen bisnis di Indonesia pada kuartal II 2009 menunjukkan tingkat yang semakin positif dibanding kuartal I 2009, tercermin dari melonjaknya indeks optimisme bisnis (Business Optimism Indeks/BOI), demikian survei Dun Bradstreet (D&B) Indonesia, di Jakarta, Sabtu.

Dari enam indikator bisnis yang disurvei yaitu volume penjualan, laba bersih, harga jual, jumlah pesanan baru, tingkat persediaan, dan jumlah tenaga kerja, seluruhnya menunjukkan indeks positif.

"Jika pada kuartal I 2009 hanya empat indikator mengalami penurunan indeks optimisme bisnis, namun pada kuartal II 2009 seluruhnya bergerak ke arah positif," kata konsultan ekonomi D&B Indonesia, Robert A Simanjutak.

Saat peluncuran BOI tersebut, Robert menuturkan, survei dilakukan terhadap 200 perusahaan berskala besar meliputi sektor manufaktur, agroindustri, keuangan dan perbankan, konstruksi, pertambangan, transportasi, perdagangan besar.

BOI volume penjualan (sales volume) pada kuartal II 2009 tercatat pada level minus tiga pesen, meningkat sebesar 17 poin persen dibanding kuartal I 2009.

Sebanyak 27 persen responden memperkirakan volume penjualan pada kuartal II 2009 akan meningkat, 30 persen memperkirakan menurun, dan 42 persen menyatakan bahwa volume penjualan akan stagnan.

"Naiknya indeks optimisme bisnis pada volume penjualan didorong peningkatan sejumlah sektor seperti konstruksi, keuangan, agribisnis, dan jasa-jasa lainnya. Sedangkan sektor yang penurunan meskipun kecil adalah manufaktur dan pertambangan," kata Robert.

Ditegaskannya, dampak krisis mendorong penurunan ekonomi nasional akibat melemahnya permintaan luar negeri, namun hal itu dapat ditopang oleh tingginya permintaan dalam negeri.

Pada indikator perkiraan harga jual (selling price), D&B Indonesia mencatat BOI sebesar 5 persen, melonjak dari periode sebelumnya sebesar 4 persen.

Sebanyak 23 persen responden memperkirakan pada kuartal II 2009 akan terjadi peningkatan harga jual produk, 18 persen menyatakan harga jual menurun, dan 58 persen menyebutkan tidak ada perubahan.

Dari sisi ketenagakerjaan (employees), BOI tercatat pada level 11 persen pada kuartal II 2009 meningkat sebesar delapan persen dibanding kuartal I 2009.

Sebanyak 22 persen responden memperkirakan terjadi peningkatan tenaga kerja di perusahaan, sedangkan 11 persen memprediksi bahwa jumlah tenaga kerja akan menurun.

Sektor transportasi dan jasa keuangan merupakan sektor yang diperkirakan makin banyak menambah jumlah tenaga kerja.

"Optimisme indeks yang positif pada parameter harga jual dan pertumbuhan jumlah tenaga kerja, mencerminkan gabungan peningkatan kepercayaan bisnis dan upaya pemerintah menjalankan kebijakan stimulus," kata Robert.

Saat yang bersamaan, D&B Indonesia juga melaporkan bahwa sebanyak 27 persen responden memperkirakan tingkat pesanan baru terhadap barang-barang produksi akan meningkat, sebanyak 33 persen memperkirakan pesanan akan turun.

BOI tingkat pesanan barang (new orders) selama April-Juni 2009 tecatat minus enam persen turun, meningkat 12 poin persen dibanding tiga bulan pertama 2009.

Sementara itu indeks BOI tingkat persediaan barang (inventory levels) kuartal II 2009 tercatat sebesar minus 1 persen dibanding minus 6 persen dibanding kuartal sebelumnya.

Sedangkan ekspektasi BOI laba bersih (net profits) bertengger pada level minus 17 persen, meningkat sebesar 7 poin persen dari sebelumnya.

Sebanyak 24 persen responden meyakini bahwa akan mencetak peningkatan laba bersih, sementara 41 persen memproyeksikan terjadi penurunan laba bersih.

Referensi bisnis

Manager Country D&B Indonesia, Syahnan Poerba mengatakan, peluncuran hasil survei BOI di Indonesia merupakan pertama kali sekaligus pelopor di Asia Tenggara.

BOI yang dipublikasi setiap kuartal itu menjadi satu ukuran kepercayaan bisnis dalam ekonomi suatu negara yang didasarkan pada survei, demi mengetahui indeks ekspektasi bisnis sekaligus sebagai cara efektif mengetahui persepsi pelaku bisnis terhadap kondisi ekonomi.

"Kami berharap BOI ini menjadi referensi bagi investor untuk mengambil keputusan bisnis," ujar Syahnan.

D&B Indonesia merupakan mitra lokal dari D&B yang berbasis di Amerika Serikat, perusahaan terkemuka yang menyediakan layanan meliputi "business to business credit", pemasaran dan pertukaran informasi dan layanan manajerial.

Secara global D&B juga menyediakan layanan database komersial 145 ribu perusahaan di lebih 200 negara, dengan penyajian informasi dalam 95 bahasa, dan memantau pergerakan secara penuh terhadap 186 nilai tukar mata uang dunia.

"Kami berkomitmen dapat menyediakan data dan informasi secara akurat, komprehensif untuk para pengguna layanan D&B di seluruh dunia, khusus di Indonesia," katanya. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009